jpnn.com - MOJOKERTO - Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan membeber koleksi sejarah dari bahan emas kemarin (4/6). Ratusan logam mulia itu adalah peninggalan Majapahit dari abad ke-12 dan 13. Untuk kali pertama barang-barang bersejarah itu dipamerkan.
Benda cagar budaya berbahan emas itu memiliki beragam bentuk. Mulai perhiasan, lempengan, hiasan, patung, sampai fragmen. Sekitar 200 emas peninggalan sejarah tersebut diperlihatkan kepada awak media di ruang Kepala BPCB Aris Soviani.
''Selama puluhan tahun seluruh koleksi ini tak pernah ditunjukkan ke publik. Dengan diliput media, masyarakat diharapkan bisa mengetahui,'' tutur Aris Soviani.
Selama ini beragam koleksi Museum Majapahit tersebut disimpan di brankas khusus. Kunci brankas dipegang tiga pegawai yang dipercayai. ''Sejak saya di sini 23 tahun lalu, baru kali ini koleksi itu dikeluarkan. Kami berharap koleksi ini bisa diketahui masyarakat luas,'' kata Aris.
Selanjutnya, peninggalan emas dalam berbagai bentuk itu dibeber petugas BPCB di meja kayu dengan beralas kain hitam. Satu per satu koleksi tersebut dikeluarkan dari dalam brankas. Sebelumnya, koleksi itu tersimpan dalam plastik kecil yang dimasukkan amplop besar warna cokelat. Lantas, amplop tersebut disimpan dalam brankas.
Koleksi ditata dengan tangan kosong oleh petugas. Ada anting, kancing baju, dan kalung. Ada pula yang berbentuk lempengan dengan berbagai wujud seperti gambar sapi, naga, dan kura-kura. Ada yang berbentuk gambar.
Koleksi perhiasan tersebut dipercaya sebagai benda yang dipakai sehari-hari. Benda-benda itu berasal dari berbagai daerah di Jatim. Bukan hanya Tlatah Majapahit, Trowulan, melainkan juga Jombang, Banyuwangi, Trenggalek, Pasuruan, dan daerah lainnya. ''Kebanyakan berasal dari era Majapahit,'' jelas Aris.
Dia menduga, banyak peninggalan sejarah itu yang digunakan dalam kegiatan peribadatan. Makanya, banyak terdapat gambar-gambar religi seperti gambar Buddha dan naga. Banyak juga koleksi tersebut yang ditemukan di dalam situs seperti candi dan bekas permukiman kuno. (fen/abi/dwi/mas)
BACA JUGA: Bingung Cari Sinyal di Gunung, Pendaki Nyaris Hilang
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aneh! Maling Batu Nisan Seniman Kondang, tak Bisa BAB Tiga Hari
Redaktur : Tim Redaksi