Sudah lama diketahui jika media sosial tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi dan menyebarkan kabar baik, tapi juga kabar yang tidak benar. Penyedia layanan kini mulai melakukan pembatasan.
Di tengah krisis dunia menghadapi pandemi virus corona, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut adanya 'infodemic', yakni banyaknya informasi yang keliru yang beredar.
BACA JUGA: Cita Citata Tunda Pernikahan Akibat Virus Corona
Layanan media sosial, seperti WhatsApp dengan 2 miliar pengguna di dunia, mulai membatasi jumlah pesan yang bisa di-forward, atau diteruskan kembali
Sekarang pengguna WhatsApp hanya bisa meneruskan satu pesan sekali saja.
BACA JUGA: Gelar Acara Keagamaan di Tengah Wabah Corona, Wali Kota Dijebloskan ke Penjara
Photo: Salah satu pesan yang beredar di WhatsApp yang tidak benar.
Perusahaan milik Facebook ini mengambil langkah menyusul tingginya penyebaran pesan mengenai berbagai nasihat kesehatan yang tidak benar sejak dimulainya krisis virus corona.
BACA JUGA: Kemenkes Sebut Orang yang Terinfeksi Corona Bisa Menularkan ke Hewan
"Apakah forwarding [meneruskan pesan] hal yang buruk ? Tentu saja tidak. Kami tahu banyak pengguna yang menyebarkan pesan yang berguna, selain video lucu, meme, atau doa yang dirasakan banyak orang bermanfaat," pihak WhatsApp mengatakan.
"Tetapi kami melihat adanya peningkatan tajam penyebaran pesan dimana para pengguna mengatakan merasa kewalahan dan bisa menyebabkan penyebaran informasi tidak benar."
"Kami merasa penting sekali untuk memperlambat penyebaran pesan-pesan ini, sehingga WhatsApp tetap menjadi tempat untuk pembicaran pribadi." External Link: @27Samh tweet: Oi corona virus needs to end now cos the way my mum calls me into her room everyday to show me these damn WhatsApp conspiracy theories everyday is getting TOO MUCH.
YouTube juga melakukan hal yang sama
WhatsApp tidak sendirian dalam usaha membatasi penyebaran informasi keliru, terutama berkenaan dengan virus corona saat ini.
YouTube sekarang sudah melarang atau menghapus video yang menghubungkan gejala virus corona dengan jaringan telekomunikasi generasi lima (5G).
Menurut laporan BBC, teori konspirasi ini menyebutkan adanya hubungan langsung antara menara jaringan 5G dengan wabah COVID-19.
Bahkan di Inggris terjadi sejumlah serangan kepada beberapa orang yang bekerja untuk membangun menara 5G di berbagai tempat.
Dalam wawancara langsung yang dimuat di YouTube hari Senin, David Icke, salah seorang penganut teori konspirasi dan tahun lalu dilarang masuk ke Australia, mengatakan adanya hubungan langsung 5G dengan krisis kesehatan sekarang ini. Photo: David Icke menyebarkan informasi bahwa virus corona disebarkan oleh jaringan telekomunikasi 5G. (Supplied: Facebook)
Menyusul kritikan terhadap YouTube, dimana video tersebut sudah ditonton oleh 65 ribu orang, YouTube mengatakan kepada ABC bahwa video itu akan dicabut, selain juga video lain yang mendukung pendapat bahwa antena telekomunikasi ikut menyebarkan COVID-19.
"Kami memiliki kebijakan yang jelas melarang video yang mempromosikan metode medis yang belum terbukti guna mencegah penyebaran virus," kata YouTube.
"Sekarang video apapun yang bertentangan dengan apa yang sudah dijelaskan oleh WHO dan layanan kesehatan negara melanggar kebijakan YouTube."
"Ini termasuk teori konspirasi yang mengatakan gejala virus corona disebabkan oleh 5G."
Facebook dan Twitter juga sudah melakukan hal yang sama dengan menghapus berbagai informasi medis yang tidak akurat.
Mereka melarang informasi yang tidak benar mengenai virus corona, termasuk saran-saran pengobatan alternatif yang bisa dilakukan untuk mencegah virus.
ABC/AP
Lihat artikelnya dalam bahasa Inggris di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alasan Sultan HB X Belum Mau Mengajukan Pembatasan Sosial