jpnn.com - Minum terlalu banyak alkohol menyebabkan kematian tiga juta orang di seluruh dunia pada tahun 2016, demikian sebuah laporan dan penemuan terbaru. Angka ini berarti bahwa minum berlebihan bertanggung jawab atas lebih dari 5 persen dari semua kematian global.
Laporan status global tentang alkohol dan kesehatan 2018 diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 21 September lalu.
BACA JUGA: WHO Tinjau Rumah Imunisasi Sidotopo
Lebih dari seperempat kematian terjadi sebagai akibat dari cedera, menjadikannya penyebab utama kematian.
Ini diikuti oleh 21 persen kematian akibat gangguan pencernaan dan 19 persen karena penyakit kardiovaskular. Sisa dari daftar termasuk penyakit menular, kanker, gangguan mental, dan lain-lainnya.
BACA JUGA: 5 Bahaya ini Mengintai Anda Saat Dehidrasi
Temuan ini juga mengidentifikasi demografi kunci berdasarkan jenis kelamin, usia, kebangsaan dan banyak lagi.
Lebih dari 75 persen kematian terdiri dari peminum pria, membuat mereka menjadi mayoritas yang jelas. Secara keseluruhan, diperkirakan 237 juta pria dan 46 juta wanita di seluruh dunia menghadapi gangguan terkait alkohol.
BACA JUGA: Kapan Bayi Boleh Minum Air Putih?
Kematian terkonsentrasi di sekitar kelompok usia yang lebih muda karena lebih dari 13 persen kematian melibatkan mereka yang berusia 20-an.
Para penulis juga mencatat minum episodik berat sangat tinggi di kalangan peminum yang lebih muda yaitu mereka yang remaja (15-19 tahun) dan mereka yang dewasa muda (20-24 tahun).
"Penggunaan alkohol dimulai di banyak negara jauh sebelum umur 15 tahun, jadi itulah mengapa kami bisa mengatakan bahwa perkiraan kami cukup konservatif karena kami tidak menghitung sama sekali dampak konsumsi alkohol pada anak-anak di bawah usia 15 tahun,” kata Dr. Vladimir Poznyak, seorang ahli kontrol alkohol WHO, seperti dilansir laman MSN, Senin (17/12).
Dalam hal lokasi, kawasan Eropa melihat prevalensi tertinggi masalah kesehatan terkait alkohol dengan 14,8 persen pria dan 3,5 persen wanita terpengaruh.
Meskipun tingkat konsumsi alkohol di Eropa telah turun dalam beberapa tahun terakhir, Eropa masih tetap menjadi wilayah minuman terberat di dunia.
Bulan lalu, sebuah penelitian besar menjadi berita utama setelah menyatakan bahwa tidak ada jumlah alkohol yang bisa dianggap "aman" untuk dikonsumsi.
Para peneliti mengatakan risiko keseluruhan lebih besar daripada manfaat terkait, menurut temuan tersebut setelah menganalisis sumber data besar di 195 negara dan wilayah.
"Terlalu banyak orang, keluarga dan masyarakat menderita konsekuensi dari penggunaan alkohol yang berbahaya melalui kekerasan, cedera, masalah kesehatan mental dan penyakit seperti kanker dan stroke," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO.
"Sudah waktunya untuk meningkatkan tindakan untuk mencegah ancaman serius ini terhadap perkembangan masyarakat yang sehat," pungkas Ghebreyesus.
Sementara mayoritas (95 persen) negara memberlakukan pajak atas alkohol, Dr. Poznyak merekomendasikan bahwa pemerintah harus mengambil lebih banyak langkah untuk mengurangi penggunaan yang berbahaya.
Dia memberikan contoh seperti menaikkan pajak minuman beralkohol, menerapkan larangan atau pembatasan pada iklan alkohol, membatasi ketersediaan fisik alkohol, dan banyak lagi.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lebih dari 95 Persen Populasi Dunia Menghirup Udara Buruk
Redaktur & Reporter : Fany