jpnn.com - LONDON - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan tentang akan adanya ledakan jumlah penderita kanker akibat konsumsi alkohol, gula dan pemicu lainnya. Jumlah kasus kanker diramalkan akan mencapai 22 juta pada 2030 dan melonjak menjadi 24 juta pada 2035.
Merujuk pada data International Agency for Research on Cancer (IARC), sebuah badan yang ada di bawah WHO, separuh kasus kanker baru masih bisa dicegah dengan cara membatasi konsumsi alkohol serta gula, kebiasaan merokok, dan menghindari kegemukan (obesitas). "Diperkirakan pada 2012 ada 14 juta kasus baru namun jumlah itu akan meningkat secara signifikan akibat penyebaran kanker ke negara-negara berkembang," ungkap dr Christopher Wild, Direktur IARC seperti dikutip laman Huffington Post, Senin (3/2).
BACA JUGA: Tak Cocok Komunis, Diplomat Cari Suaka
Lebih dari 60 persen kasus kanker di dunia berada pada negara Afrika, Asia, Amerika Tengah dan Selatan. Lembaga ini juga mengatakan pentingnya mendorong masyarakat menggalakkan upaya mengatur makanan yang dikonsumsi dalam upaya pencegahan kanker.
Selama ini, sekitar 14 juta orang setiap tahunnya didiagnosa menderita kanker. Namun, angka itu diprediksi akan naik 19 juta pada 2025, 22 juta pada 2030 dan 24 juta pada 2035.
BACA JUGA: Si Raja Tinta tanpa Paspor
Negara-negara berkembang akan merasakan dampak dari kasus-kasus kanker baru. "Beban kanker global meningkat dan hal itu salah satunya dikarenakan banyaknya populasi manusia serta pertumbuhan penduduk," sambungnya.
Menurut laporan WHO pada 2014, beberapa poin utama penyebab utama kanker meliputi kebiasaan merokok, infeksi, konsumsi alkohol, obesitas dan kurang bergerak (olahraga), paparan radiasi, baik dari matahari atau pemindaian medis. Sebab lainnya adalah polusi air dan faktor-faktor lingkungan lainnya,melahirkan pada usia rawan, serta memiliki anak lebih sedikit dan tidak menyusui.
BACA JUGA: Korupsi di Eropa Diyakini Makin Menggila
Selain itu, perilaku manusia adalah penyebab banyak kasus kanker. Misalnya hobi berjemur yang tidak sehat atau terkena paparan sinar matahari secara berlebihan seperti yang banyak dilakukan orang di Australia.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Singapura Jadi Negara Asing Investasi Terbesar Kedua
Redaktur : Tim Redaksi