jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX DPR Emanuel Melkiades Laka Lena merespons World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia yang menetapkan cacar monyet (monkeypox) sebagai keadaan darurat kesehatan global, Sabtu (23/7).
“Kami dari Komisi IX DPR tentu akan memberikan perhatian khusus terhadap persoalan ini,” kata Emanuel Melkiades Laka Lena kepada JPNN.com, Senin (25/7).
BACA JUGA: Australia Selatan Catat Kasus Cacar Monyet Pertama pada Pria yang Telah Bepergian ke Luar Negeri
Melki, panggilan akrab Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan, melalui Melalui mitra kerja Komisi IX DPR seperti Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serta Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), pihaknya akan mendorong pemerintah betul-betul mempersiapkan beberapa hal dengan baik terkait persoalan cacar monyet ini.
Dia mengatakan pertama, pemerintah harus memberikan informasi dan penjelasan yang terang dan sederhana, sehingga publik tahu bagaimana memahami penyakit cacar monyet ini dengan baik.
BACA JUGA: Informasi Terbaru soal Penularan Cacar Monyet, Tiga Kelompok Ini Sangat Berisiko
“Kemudian, supaya publik mengetahui pencegahan dan pengobatan tahap awal ketika mereka mendapatkan ada orang di sekitar mereka terindikasi, atau terduga terkena penyakit cacar monyet ini,” ungkap Melki.
Kedua, pemerintah dalam hal ini Kemenkes harus mulai memikirkan bagaimana mempersiapkan sarana dan prasarana serta tenaga kesehatan untuk mengantisipasi apabila penyakit cacar monyet ini masuk ke tanah air.
BACA JUGA: Perubahan Iklim Bisa Memicu Penyebaran Wabah Seperti Cacar Monyet dan Virus Ensefalitis Jepang
“Apabila terjadi, bagaimana sarana prasarana dan tenaga kesehatan kita menyiapkan baik itu rumah sakit, puskesmas, maupun klinik, sehingga semua siap merespons apabila menemukan ada kejadian cacar monyet di tengah masyarakat dengan baik,” katanya.
Ketiga, Melki juga meminta pemerintah mempersiapkan pola surveillance atau pengawasan terhadap kedatangan warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA) dari luar negeri melalui pintu masuk internasional di jalur laut, darat, maupun udara.
“Surveillance harus disiapkan sehingga tenaga KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) yang ada di pintu-pintu masuk internasional menyiapkan bagaimana proses surveillance terhadap para WNI dan WNA dari luar sehingga bisa dideteksi dengan baik,” ungkap Melki.
“Termasuk menyiapkan berbagai peralatan yang diperlukan dalam rangka mendeteksi penyakit cacar monyet ini,” tambahnya.
Keempat, Melki meminta pemerintah mulai mempersiapkan obat atau vaksin yang bisa dipakai mengantisipasi penyakit ini apabila masuk ke tanah air. Menurutnya, memang di Indonesia belum ditemukan adanya cacar monyet, tetapi sudah ditemukan di berbagai negara.
Bukan cuma negara yang dulu menjadi awal mula endemi di Afrika, tetapi sekarang ini di Eropa, Amerika, bahkan Asia Tenggara sudah mulai ditemukan data adanya cacar monyet.
“Kita (pemerintah) juga harus mulai mempersiapkan obat atau vaksin yang bisa dipakai untuk membantu apabila ini ditemukan di tanah air,” kata dia.
Melki mengatakan bahwa beberapa hal tersebut sudah harus mulai dipersiapkan dari sekarang oleh Pemerintah Indonesia. Dia pun optimistis dengan bekal yang sudah dialami maupun dilakukan Indonesia dalam penanganan pandemi Covid-19 dengan baik, sistem yang sudah dibangun bisa dijadikan pedoman mengantisipasi penyakit cacar monyet di tanah air. (boy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi