WHO Minta Pemberian Dosis Booster Vaksin Covid-19 Ditunda

Kamis, 05 Agustus 2021 – 08:53 WIB
Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan penghentian vaksin Covid-19 dosis ketiga setidaknya sampai akhir September.

Seruan ini dilakukan WHO karena terjadi kesenjangan vaksinasi Covid-19 antara negara kaya dan miskin saat ini.

BACA JUGA: Menkes Budi Tegaskan Vaksinasi Booster Hanya untuk Tenaga Kesehatan

Sejumlah negara mempertimbangkan vaksin booster ini untuk melawan virus Covid-19 varian Delta yang bisa menyebar lebih cepat dari varian sebelumnya.

"Saya memahami keprihatinan semua pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta, tetapi kami tidak bisa menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global untuk menggunakan lebih banyak lagi," kata Tedros, dikutip dari Reuters, Rabu (4/8).

BACA JUGA: WHO Minta Beberapa Negara Tertentu Tidak Membeli Booster Vaksin COVID-19, Kok Begitu?

Menurut WHO, negara-negara berpenghasilan tinggi memberikan sekitar 50 dosis vaksin untuk setiap 100 orang pada Mei 2021 dan saat ini meningkat dua kali lipat.

Di sisi lain, negara-negara berpenghasilan rendah baru bisa memberikan 1,5 dosis vaksin untuk setiap 100 warganya karena keterbatasan pasokan.

BACA JUGA: Indonesia Bakal Datangkan Booster Vaksin COVID-19, WHO Belum Melihat Manfaatnya

"Sebagian besar vaksin untuk negara-negara berpenghasilan tinggi harus dibalik agar mayoritas vaksin diberikan kepada negara-negara berpenghasilan rendah," ucap Tedros.

Perlu diketahui, beberapa negara sudah mulai menggunakan booster vaksin Covid-19 untuk menghadapi varian Delta, tetapi kebutuhan ini masih menjadi pembahasan para ilmuwan.

Penasihat medis penyakit menular untuk kampanye Medecins Sans Frontieres Elin Hoffmann Dahl berpendapat bahwa pemberian vaksin Covid-19 dosis ketiga untuk orang dewasa adalah pemikiran yang tidak baik.

"Dengan munculnya varian baru, lalu jika kita membiarkan sebagian besar negara di dunia tidak divaksin, kita pasti akan membutuhkan vaksin yang harus disesuaikan di masa depan," kata Dahl kepada Reuters.

Pekan lalu, Presiden Israel Isaac Herzog menerima suntikan ketiga vaksin Covid-19. Dia memulai program vaksinasi dosis booster ini kepada lansia di atas usia 60 tahun.

Adapun Amerika serikat menandatangani kesepakatan dengan Pfizer dan Jerman BioNTech untuk membeli 200 juta dosis tambahan untuk membantu vaksinasi anak dan kemungkinan dosis booster.

Di Indonesia, Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan dosis booster vaksin hanya akan diberikan kepada tenaga kesehatan.

Indonesia telah menerima bantuan berupa tiga juta dosis vaksin Moderna dari Amerika Serikat yang digunakan untuk vaksin booster tenaga kesehatan.

"Saya mohon sekali agar itu (booster vaksin, red) segera disuntikkan ke seluruh tenaga kesehatan," kata Budi, Senin (2/8). (mcr9/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler