Wiranto Janji Tak Biarkan BNPT Bekerja Sendiri

Senin, 17 Juli 2017 – 20:05 WIB
Wiranto dan Suhardi Alius dalam ultah ketujuh BNPT. Foto: Istimewa for JPNN

jpnn.com, BOGOR - Penanggulangan terorisme tidak semata-mata menjadi tugas pemerintah, tetapi harus melibatkan seluruh pihak, khususnya masyarakat.

Di samping pentingnya koordinasi lintas sektoral antarinstansi pemerintah, sinergi kebangsaan melalui partisipasi seluruh elemen masyarakat sangatlah penting untuk mewujudkan Indonesia damai dalam bingkai kebhnekaan.

BACA JUGA: Soal Pencegahan Terorisme, Ini Saran 2 Mantan Teroris

Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius dalam Hari Ulang Tahun (HUT) ketujuh BNPT di kantor BNPT di kompleks Indonesia Peace and Security Center (IPSC), Citeurep, Kabupaten Bogor, Senin (17/7).

BNPT sendiri lahir pada 16 Juli 2017 berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No.46 tahun 2010,

BACA JUGA: Pak Wiranto Tegaskan Perppu Ormas bukan Demi Presiden Jokowi

“Kami ingin menegaskan bahwa penanggulangan terorisme saat ini tidak hanya butuh sinergi lintas sektoral, tetapi sinergi kebangsaan yang melibatkan seluruh komponen bangsa dari berbagai latar belakang untuk mewujudkan Indonesia bebas dari kekerasan dan terorisme,” ujar Suhardi.

Mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas ini menjelaskan, tantangan terorisme yang sedang dihadapi Indonesia tidak pernah surut.

BACA JUGA: HNW: Dulu, Wiranto Mau Tempuh Jalur Hukum, Kenapa Sekarang Perppu?

Terorisme terus menjadi ancaman serius bagi bangsa Indonesia yang tidak hanya menyasar keamanan masyarakat, tetapi secara ideologis sebagai ancaman laten bagi keutuhan dan kedaulatan NKRI.

“Tentunya dinamika lingkungan strategis pada lingkup regional maupun global serta perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat telah memberikan warna baru bagi munculnya fenomena transformasi terorisme lama menuju terorisme baru yang lebih kompleks,” ujar alumnus Akpol tahun 1985 ini.

Mantan Kapolda Jawa Barat ini menjelaskan, jika dicermati, ancaman terorisme pada era terdahulu lebih bersifat lokal domestik.

Namun, saat ini jaringan terorisme telah menampakkan diri dalam jaringan yang bersifat regional dan bahkan global.

“Jika terdahulu proses radikalisasi dan indoktrinasi terjadi melalui sel terutup dan garis komando yang jelas, saat ini proses radikalisasi lebih terbuka dengan munculnya fenomena lone wolf tanpa jaringan dan garis komando (leaderless terrorist),” kata pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 itu.

BNPT sebagai leading agency dalam mengoordinasikan instansi terkait dalam penanggulangan terorisme harus menyadari pentingnya penguatan sinergi dalam rangka penyelenggaraan program-program yang efektif dan tepat sasaran. “Luasnya wilayah Indonesia menjadi sejalan dengan luas potensi ancaman terorisme di Indonesia,” kata mantan Kadiv Humas Polri ini.

Mantan Wakapolda Metro Jaya ini mengatakan, momentum ulang tahun ketujuh ini harus dapat dimaknai sebagai penguatan sinergi BNPT dengan lembaga dan masyarakat dalam upaya menanggulangi terorisme.

“Kehadiran perwakilan kementerian/ lembaga dan masyarakat pada acara ini merupakan salah satu wujud nyata kami mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama bersinergi untuk mewujudkan Indonesia Damai dalam Bingkai Kebinekaan yang kami jadikan tema pada peringatan ulang tahun ini,” ujar mantan Kapolres Metro Jakarta Barat dan Polres Depok ini.

 Dia juga mengungkapkan rasa syukur karena BNPT dinilai telah mampu menunjukkan prestasi yang baik.

“Walaupun masih saja ada berbagai kekurangan dan kritik yang selalu kami terima,  prestasi kinerja BNPT tidak hanya diakui dalam skala nasional, tetapi juga skala internasional. Banyak lembaga dan negara-negara yang telah memberikan apresiasi tinggi terhadap pendekatan dan kinerja BNPT selama ini dalam upaya menanggulangi terorisme di Indonesia,” tuturnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Jenderal TNI (Purn) Wiranto yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, terorisme telah menjadi musuh utama yang harus segera diatasi.

Karenanya, dia berjanji tidak akan membiarkan BNPT bekerja sendiri dalam memberantas terorisme. 

“Saya sampaikan apresiasi yang sangat mendalam kepada stakeholder dari BNPT yang telah memberikan dukungan selama ini. Karena kinerja BNPT tanpa dukungan stakeholder tentumnya tidak mungkin dapat melaksanakan tugas dengan baik,” ujarnya

Menurut mantan Panglima ABRI itu, ulang tahun ke-7 BNPT perlu disambut dengan kerja yang lebih keras lagi. Dia menyebut capaian selama tujuh tahun memang layak diapresiasi.

Namun, tidak dengan cara berhura-hura, melainkan dengan meningkatkan kinerja.

Sebab, terorisme telah menjadi musuh bersama dan ancamannya nyata-nyata ada.

 Alumnus Akademi Militer Nasional tahun 1968 ini mengatakan, apa yang telah dilakukan BNPT selama ini sungguh sangat membanggakan.

Sebab, BNPT telah mendapatkan berbagai apresiasi tidak hanya dari dalam negeri, tetapi dari luar negeri.

“Banyak undangan-undangan mengalir untuk meminta penjelasan, meminta pengalaman, meminta hal lain yang dibutuhkan untuk melawan terorisme secara menyeluruh,” ujarnya.

Menurutya, melawan terorisme tidak bisa sendirian. Melawan terorisme dibutuhkan tiga hal. Yang pertama yakni sinergi atau kerja sama.

“Negara lain dengan Indonesia sudah sepakat untuk melawan terorisme dengan kerja sama, maka di Indonesia harus juga bersinergi, kebersamaan baik dengan instansi dan juga bersama masyarakat,” ujarnya.

Hal yang kedua yakni melawan terorisme secara total. Hal tersebut dikarenakan aksi yang dilakukan kelompok terorisme sudah menggunakan spektrum kehidupan di masyarakat.

“Melawan mereka tidak bisa sepotong-sepotong. Karena cara mereka melakukan teror sudah masuk ke semua sendi kehidupan masyarakat, baik sistem komunikasi, pendidikan, ekonomi dan sebagainya,” ujarnya.

Cara yang ketiga menurutnya yakni harus dilakukan secara serius. Sebab, secara tidak sadar sel-sel kelompok teroris ini telah ada di sekitar kita.

“Keseriusan dan kewaspadaan harus tetap ada pada kita pada saat kita melawan terorisme. Jadi tiga hal ini harus kita kembangkan,” ujar Wiranto. 

 Wiranto juga memberikan ucapan selamat kepada Suhadri yang disebutnya telah memainkan peran yang luar biasa dalam penanganan terorisme di negeri ini.

“Saya pribadi ucapkan selamat kepada Pak Suhardi Alius,yang banyak memberikan andil luar biasa dari berbagai negara,” kata Wiranto. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyeludupan 1 Ton Sabu-Sabu Digagalkan, 5 Juta Orang Terselamatkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler