jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mempertanyakan informasi soal masuknya ISIS ke 16 daerah di Jawa Timur, salah satunya di Surabaya.
Informasi tersebut berasal dari Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Hamli.
BACA JUGA: Pembubaran Ormas Butuh Anggaran Rp 5 Miliar
"Pertama, informasi itu dari mana? Kami harus hati-hati. Jangan sampai mendapatkan berita yang tidak jelas arahnya," ujar Wiranto menjawab wartawan di Istana Negara, Selasa (13/6).
Menko Polhukam menjelaskan, ketika ISIS digempur di Syria, mereka punya dua alternatif untuk mengembangkan basisnya di Asia Tenggara. Pertama, di Poso. Kedua, di Marawi, Filipina.
BACA JUGA: Sori, Banggar Belum Bisa Penuhi Permintaan Wiranto soal Rp 5 Miliar
"Di Poso kami gempur terus. Basisnya diawasi. Kami eliminasi, kami kepung, dan sekarang tinggal enam orang lah begitu. Sehingga tidak pas lah untuk basis baru ISIS di Asia Tenggara," ujar Wiranto.
Kalau sekarang ISIS dan simpatisannya telah menguasai Marawi, Filipina, itu pun sedang digempur oleh militer di sana.
BACA JUGA: Pak Wiranto Butuh Rp 5 Miliar
Terkait adanya korelasi antara organisasi kemasyarakatan di Indonesia dengan simpatisan ISIS, mantan Panglima ABRI itu meminta jangan asal menuduh.
Namun demikian kewaspadaan tetap harus ditingkatkan. Utamanya terhadap ormas yang ajarannya mengarah ke radikalisme. "Tidak bisa menjustifikasi seperti itu. Tapi kalau waspada, harus. Radikalisme dan terorisme itu kan batasnya tipis," pungkasnya. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Bocah Dipersekusi Oknum FPI, Pak Wiranto Bilang Begini
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam