JAKARTA - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Wiranto, menilai pentingnya penguatan kerjasama antara Indonesia-Singapura. Menurutnya, persaingan antartetangga hanya akan berdampak negatif.
Wiranto mengatakan, penguatan kerjasama antara Indonesia-Singapura perlu didorong karena masing-masing negara punya keunggulan berbeda. Indonesia, kata Wiranto, kaya dengan sumber daya alam. Sedangkan Singapura kaya dengan dengan teknologi dan pasar yang besar.
"Jadi sangat penting seluruh potensi yang ada di kedua negara yang berbeda itu, dapat disinergikan dengan baik. Ini untuk kepentingan keduanya, bukan justru menjadi ajang persaingan," katanya di Jakarta, Kamis (24/1).
Pandangan Wiranto itu direspon positif pihak Singapura. Sebab sebelumnya Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar, mengunjungi Wiranto di kantor DPP Hanura di Jakarta, Rabu (23/1). Usai pertemuan, Anil mengatakan bahwa Singapura sangat menaruh harapan yang besar terhadap stabilitas keamanan, politik maupun perekonomian Indonesia. Alasannya, kata Anil, jika Indonesia bergolak maka Singapura pun akan terkenda dampaknya.
Anil pun memuji kiprah Wiranto saat Indonesia menjalani proses reformasi 1998. Anil yang saat itu masih menjadi Sekretaris Pertama Kedutaan Besar Singapura di Jakarta, menjadi saksi langsung suasana Jakarta.
Dipaparkannya bahwa sekalipun kondisi Indonesia tengah bergolak, namun Wiranto selaku pimpinan ABRI saat itu mampu membawa era reformasi berjalan mulus. "Hal ini tentu menjadi catatan khusus bagi Singapura, karena kami selalu menginginkan Indonesia yang stabil," katanya.
Bahkan pada akhir pertemuan, Anil sempat secara khusus mengundang Wiranto datang ke Singapura untuk memaparkan visi dan misi Menteri Pertahanan (Menhan) era Presiden Abdurahman Wahid itu. "aya telah mendengar dari Pak Wiranto hal-hal positif untuk menunjang hubungan baik kedua negara kedepannya, namun alangkah baiknya jika para tokoh di Singapura juga dapat mendengar langsung dari Pak Wiranto,” katanya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Curigai Agenda Tersembunyi di Balik Redenominasi
Redaktur : Tim Redaksi