jpnn.com, TANGSEL - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Jenderal TNI (Purn) Wiranto meminta Universitas Terbuka (UT) harus menjadi yang terdepan dalam pendidikan jarak jauh. UT juga diharapkan menghasilkan lulusan berkualitas yang dibutuhkan industri.
"Pemerintah gencar memberikan bantuan beasiswa lewat Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) baik dalam negeri maupun luar negeri. Sayangnya, saat lulus banyak lulusan yang jadi pengangguran," ungkap Wiranto saat menjadi pembicara utama dalam seminar bersamaan wisuda lulusan UT di Pondok Cabe, Tangsel, Senin (2/4).
BACA JUGA: Wiranto: Yang Bilang Indonesia Bubar 2030 Orang Pesimistis
Kondisi ini terjadi karena saat kuliah, mahasiswa memilih program studi (prodi) sesuai keinginannya dan bukan kebutuhan industri.
Sekarang diubah, mahasiswa penerima beasiswa LPDP harus ikuti prodi yang ditetapkan pemerintah. Perguruan tinggi pun diminta membuka prodi yang dibutuhkan dunia usaha dan industri.
BACA JUGA: Wiranto Tak Sepakat dengan Ide Ketua KPK
"UT merupakan pelopor pendidikan jarak jauh. Kuliah di UT tanpa kos tapi tetap jos karena lulusannya banyak menjadi orang besar. Ini kelebihan UT yang harus dipertahankan," ujar Wiranto yang alumni UT 1993.
Pada kesempatan tersebut, Rektor UT Prof Ojat Darojat mengungkapkan, UT telah berevolusi selama 33 tahun dari perguruan tinggi jarak jauh yang tradisional menjadi modern. Hal itu dilakukan dengan berbagai inovasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
BACA JUGA: Wiranto: Nanti Saya Datang ke KPK
"Selama ini yang kami lakukan dalam inovasi tersebut mulai saat mahasiswa registrasi dilakukan secara online. Berikut bahan ajar juga secara online dan bisa di-download secara gratis oleh mahasiswa. Juga layanan bantuan pelajar kalau dulu sifatnya masih tutorial tatap muka, sekarang secara online baik sinkronus maupun asinkronus," tuturnya.
Prof Ojat menambahkan, saat ini pihaknya gencar-gencarnya mengembangkan tutorial akademik yang sifatnya sinkronus dalam bentuk webinar. Metode itu telah dilaksanakan sejak 2017.
"Interaksi akademis tidak selalu harus langsung tatap muka bersamaan tapi bisa dilakukan jarak jauh yang disebut interaksi yang convenges antara tutor dan mahasiswa. Misalnya tutornya ada di Pondok Cabe tapi muridnya ada di daerah lain bahkan luar negeri," paparnya.
Terobosan lain yang dilakukan adalah pelaksanaan ujian. Dulu masih menggunakan naskah ujian, tapi kini sistem ujian online (SUO). Namun, untuk mahasiswa yang tidak punya akses ke jaringan misalnya karena daerahnya terpencil maka bisa menggunakan paper based (naskah).
Karena tidak semua mahasiswa di daerah punya akses ke jaringan, misal wilayah perbatasan dan terpencil. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Politikus Gerindra Sebut Pernyataan Wiranto Kurang Etis
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad