JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto menentang cara DPR yang memaksa dilakukan voting untuk menetapkan kenaikan harga Bahar Bakar Minyak (BBM). Menurutnya, pengambilan keputusan dengan suara terbanyak itu justru menyalahi logika dan hati nurani masyarakat.
Bekas Panglima TNI ABRI itu mengatakan sebaiknya keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak tidak didasarkan pada pemungutan suara. Apalagi jika dibawa ke ranah politik yang terkadang keputusannya tidak rasional.
"Harus masuk di wilayah penalaran yang lebih jernih dengan mengedepankan ketulusan hati , karena di sanalah bersemayam kebenaran, dan rakyat mendambakan hal itu,” kata Wiranto saat menghadiri acara Pengobatan Massal dan Khitanan yang diadakan oleh Partai Hanura di Kelurahan Pasar Manggis Jakarta, Minggu (23/6).
Acara sosial sengaja dilakukan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Jakarta ke 486, sekaligus mendekatkan partainya keapda rakyat. Kata dia, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian partai yang didirakannya tahun 1999 itu.
Wiranta menjelaskan sebagai partai yang mengusung hati nurani, ia juga menghimbau kepada kadernya untuk tidak dijadikan simbol semata. Nama kata dia harus dibuktikan dengan perbuatan. "Hati nurani harus kita gunakan agar terketuk untuk melihat kondisi masyarakat yang di sekitar kita. Kemudian berbagi kepada masyarakat yang sedang membutuhkan untuk meringankan beban mereka, kegiatan semacam ini akan terus dilakukan diseluruh Indonesia sebagai bentuk kepedulian kami,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Korda DKI Jakarta Partai Hanura, Totok Sugiyarto yang menjadi penggagas acara ini mengatakan kasawan Pasar Rumput sengaja dipilih melakukan pengobatan gratis karena daerah ini merupakan tempat yang padat penduduknya. Ada sekira 27 ribu penduduk dan cukup banyak masyarakat yang kurang mampu.
"Maka di situlah kami Partai Hanura tergerak untuk turut meringankan beban masyarakat tidak mampu di wilayah belakang Pasar Rumput ini terutama setelah dinaikannya BBM. Jangankan untuk berobat, memikirkan kebutuhan sehari-hari saja mereka sudah kebingungan dengan melonjaknya harga-harga barang kebutuhan,” pungkasnya. (awa/jpnn)
Bekas Panglima TNI ABRI itu mengatakan sebaiknya keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak tidak didasarkan pada pemungutan suara. Apalagi jika dibawa ke ranah politik yang terkadang keputusannya tidak rasional.
"Harus masuk di wilayah penalaran yang lebih jernih dengan mengedepankan ketulusan hati , karena di sanalah bersemayam kebenaran, dan rakyat mendambakan hal itu,” kata Wiranto saat menghadiri acara Pengobatan Massal dan Khitanan yang diadakan oleh Partai Hanura di Kelurahan Pasar Manggis Jakarta, Minggu (23/6).
Acara sosial sengaja dilakukan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Jakarta ke 486, sekaligus mendekatkan partainya keapda rakyat. Kata dia, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian partai yang didirakannya tahun 1999 itu.
Wiranta menjelaskan sebagai partai yang mengusung hati nurani, ia juga menghimbau kepada kadernya untuk tidak dijadikan simbol semata. Nama kata dia harus dibuktikan dengan perbuatan. "Hati nurani harus kita gunakan agar terketuk untuk melihat kondisi masyarakat yang di sekitar kita. Kemudian berbagi kepada masyarakat yang sedang membutuhkan untuk meringankan beban mereka, kegiatan semacam ini akan terus dilakukan diseluruh Indonesia sebagai bentuk kepedulian kami,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Korda DKI Jakarta Partai Hanura, Totok Sugiyarto yang menjadi penggagas acara ini mengatakan kasawan Pasar Rumput sengaja dipilih melakukan pengobatan gratis karena daerah ini merupakan tempat yang padat penduduknya. Ada sekira 27 ribu penduduk dan cukup banyak masyarakat yang kurang mampu.
"Maka di situlah kami Partai Hanura tergerak untuk turut meringankan beban masyarakat tidak mampu di wilayah belakang Pasar Rumput ini terutama setelah dinaikannya BBM. Jangankan untuk berobat, memikirkan kebutuhan sehari-hari saja mereka sudah kebingungan dengan melonjaknya harga-harga barang kebutuhan,” pungkasnya. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mayoritas Pemilih Demokrat dan Golkar Tolak Kenaikan BBM
Redaktur : Tim Redaksi