Wisata Kuliner di Kota Lama Harus Jelas soal Halal-Haram

Selasa, 02 Mei 2017 – 11:55 WIB
Kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, SEMARANG - Sejumlah stakeholder mencoba ikut membantu pemerintah dalam menghidupkan Kota Lama Semarang. Tidak terkecuali Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Semarang.

Rencananya, Kadin bakal menyulap Jalan Branjangan yang selama ini menjadi arena sabung ayam menjadi sentra kuliner layaknya Pasar Semawis di Kampung Pecinan. Ketua Kadin Kota Semarang Arnaz Agung Andrasmara mengatakan, pihaknya telah menyusun konsep agar Kota Lama bisa lebih hidup.

BACA JUGA: Kuliner Khas Jogja Memesona Pengusaha Azerbaijan

Dia sengaja memilih area kumuh antara Jalan Branjangan atau Jalan Sendowo untuk dirombak menjadi arena yang mampu menarik minat wisatawan. Hal itu terpicu keprihatinannya dengan adanya area kumuh di wilayah Kota Lama.

“Jadi kami sepakat untuk menghidupkan daerah yang belum hidup. Di tempat itu masih kumuh, gelap, dan belum tertata. Kami jadi tertantang untuk menggarapnya,” katanya kepada Jawa Pos Radar Semarang.

BACA JUGA: Wow! Pemain Arema FC Langsung Berburu Kuliner

Tentunya  ada banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum menggelar deretan warung kuliner di sana. Antara lain memberikan penerangan jalan yang cukup agar wisatawan tidak merasa was-was ketika berada di sekitar lokasi, memperbaiki jalan paving agar lebih layak dan sedap dipandang mata, serta membenahi drainase. Selain itu juga melakukan penananam pohon agar tampak indah dan sejuk.

Dia mengaku tidak akan mengusir karaoke yang sudah menjamur di sekitar Jalan Sendowo. Menurutnya, jika jalan tersebut sudah ramai, keberadaan karaoke tersebut akan menyingkir dengan sendirinya. “Ini juga menjadi PR kami untuk tidak tanggung-tanggung meramaikan jalan tersebut,” terangnya.

BACA JUGA: Yummyy... Lidah Warga Perth Digoyang Masakan Indonesia

Jika sentra kuliner bisa dibilang sukses, pihaknya punya rencana untuk invasi di jalan lain yang masih berada di kawasan Kota Lama. Bahkan jika memungkinkan, sentra kuliner yang digagas Kadin Semarang bakal menjadi terusan bagi wisatawan yang berburu kuliner di Pasar Semawis.

Mendengar gagasan tersebut, anggota Tim Percepatan Belanja dan Kuliner Kementerian Pariwisata, Tendi Naim pun memberi masukan. Dia meminta warung-warung kuliner di kawasan Kota Lama yang tidak menjual makanan haram agar diberi label halal. Label tersebut juga harus jelas dan mudah dilihat pengunjung.

“Hanya untuk memantapkan pengunjung ketika memilih tempat makan saja. Pengalaman saat di Pasar Semawis, saya bingung mau makan apa, karena tidak ada warung yang memasang label halal. Padahal saya pengin jajan di sana,” terangnya.

Dia menjelaskan, warung berstempel halal bukan hanya dicari kalangan muslim saja. Dewasa ini, banyak warga nonmuslim di negara lain yang juga menghindari makanan haram.

“Seperti di Jepang, makanan halal sudah menjadi lifestyle. Jadi, ketika wisatawan asing mulai melirik Kota Lama, mereka tidak kesulitan soal mengisi perut,” katanya.

Tendi juga berpesan agar Kadin bisa menjaga kerbersihan sentra kuliner tersebut. Sebab, pusat kuliner sangat rawan kumuh. Terutama soal air.

“Jangan ada lagi ember buat mencuci piring. Semua harus sudah higienis, dengan instalasi air bersih yang baik,” ucapnya.

Setali tiga uang, Kepala Kantor Pertanahan Kota Semarang Sriyono, juga punya semangat meramaikan Kota Lama. Dia mengusulkan agar ada pengembangan sejumlah klaster di setiap gang.

Ada klaster kuliner, kerajinan, baju-baju distro, dan lain sebagainya. “Seperti di Cihampelas Bandung. Target pasarnya lebih baik disasarkan kalangan anak muda,” ujarnya.

Agar klaster-klaster itu makin ramai, sebaiknya digelar event yang mampu menjadi daya tarik pengunjung. Misalnya, pentas musik kroncong untuk memperkuat kesan heritage Kota Lama. Dengan begitu, para pengunjung yang sedang berbelanja, juga bisa mendapat hiburan.

Mantan Kepala Kantor Pertanahan Kota Solo ini juga meminta Pemkot Semarang menyediakan kantong parkir yang memadai. Letaknya tidak jauh dari lokasi bebas kendaraan. Selain itu, Kota Lama juga harus didesain sedemikian rupa agar lebih ramah terhadap pejalan kaki.(amh/aro/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengin Nonton We The Fest 2017? Cek Harga Tiketnya Nih


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler