jpnn.com - MANGUPURA – Paket wisata Nyepi yang marak dijual travel agen dan hotel mulai mendapat kritikan. Perhimpuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung juga menyatakan tidak mendukung jualan paket wisata Nyepi. Ketua PHRI Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, mengaku sepakat meniadakan aktivitas saat Hari Raya Nyepi.
“Anggota PHRI sudah menaati apa yang dilarang saat pelaksanaan Nyepi. Seperti hiburan musik, nyala lampu, atau kegiatan yang membikin gaduh lingkungan sekitar,” ujar Suryawijaya melalui sambungan ponselnya, kemarin (18/2). Pria yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung ini menegaskan, pihaknya sudah menyerukan larangan menjual paket Nyepi kepada anggota PHRI Badung.
BACA JUGA: Pengadaan Alat Kesehatan Tertunda
Dari data PHRI, paling dominan wisawasan yang menyukai Paket Nyepi adalah wisatawan asal Tiongkok. Mereka sangat memanfaatkan kehenigan malam/silent day untuk meditasi.
Paket Nyepi, lanjut Suryawijaya, sudah tidak seramai beberapa tahun lalu. Minat paket Nyepi yang ditawarkan seperti melihat ogoh-ogoh hingga melasti mulai ditinggalkan. Bahkan, cenderung lesu.
BACA JUGA: Jadi Istri Bupati, Arumi Bachsin kini Urusi Kelompok PKK Trenggalek
“Karena wisatawan merasa tak bisa melakukan aktivitas apa pun, untuk sekedar jalan-jalan pun tak bisa. Ini lah yang menyebabkan paket Nyepi mulai ditinggalkan,” terangnya.
Menurutnya, saat ini wisatawan memilih meninggalkan Bali menjelang Nyepi. Kebanyakan memilih tujuan ke Gili Trawangan, Lombok. Khusus wisata ke Lombok menjadi trending menyaingi Bali. Sehari sebelum Nyepi, wisatawan meninggalkan Bali. Setelah Nyepi kembali lagi. ”Paket Nyepi yang dijual itu karena sebelumnya ada upacara melasti, tawur kesanga, dan pengrupukan. Saat pengrupukan juga ada ogoh-ogoh. Itu paket nyepi sebetulnya,” jelasnya.(san/mus/flo/jpnn)
BACA JUGA: Waspada Ibu-ibu! Denpasar Kini Dikepung Spa Plus-plus
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendaki Tuna Daksa akan Taklukkan Gunung di Argentina bareng TNI
Redaktur : Tim Redaksi