Mereka ditemukan sedang berlindung dan bersembunyi di pondok kebun oleh Rahimin (49) dan Rahman (26) keduanya warga Tanjungpiayu Laut, tanpa sengaja
BACA JUGA: Uang Palsu Rp 3,2 M Diamankan
Ketika itu, Rahimin dan Rahman datang ke kebun untuk membersihkan areal kebunBACA JUGA: Lapas Pasir Putih Kisruh
‘’Saat saya temukan, mereka sudah bangun
BACA JUGA: Dua Mobil Terhantam KA
Mereka seperti ketakutan,’’ ujar Rahimin di Tanjupiayu Laut.Melihat kedatangan dua tukang kebun, Dono dan Nyinying bersikap sopan dan ramahMereka memberi salam hormatKeduanya mengatupkan tangan dan sedikit membungkuk kepada Rahimin dan RahmanNamun komunikasi dengan bahasa tidak bisa karena Dono dan Nyinyin sama sekali tidak bisa bahasa IndonesiaBahkan Bahasa Inggris.
‘’Saya tanya-tanya, tapi tidak bisa menjawab,’’ kata Rahimin
Setelah menemukan dua WN Myanmar itu, Rahimin kembali ke rumahnya dan bermaksud melaporkan ke Ketua RT setempatNamun ketua RT tidak adaMereka menunggu sampai akhirnya, Senin (23/6), ketua RT datangSekitar pukul 13.00 WIB, Dono dan Nyinying dibawa ke perkampungan.
Kehadiran kedua pria yang wajahnya seperti orang Indonesia menarik perhatian wargaMereka berdatangan dan mengerumuni Dono dan Nyinying yang menunggu kedatangan polisi menjemput.
Wartawan yang menemui Dono dan Nyinyin tidak memperoleh keterangan jelas karena kendala bahasaSempat ditanya dengan menggunakan bahasa Inggris, namun Dono menggeleng-geleng sambil tersenyumIa hanya mengerti ketika ditanya namanya.
‘’NyinyinDono,’’ kata Nyinyin sambil menunjuk kawannya yang duduk di sampingnya lalu menunjuk dirinya sendiri.
Menurut Rahimin saat ditemukan, kedua pria itu hanya mengenakan baju kaos lusuh dan kotor, serta celana pendekMereka tidak memiliki pasporHanya tiga lembar kartu identitas yang dilengkapi fotoItu pun tidak bisa terbaca karena menggunakan bahasa MyanmarDua kartu identitas milik Dono dan NyinyinSementara satu identitas lagi, menurut Nyinyin, milik temannya yang tertembak bernama Saunji.
Alhasil, Rahman yang banyak berkomunikasi dengan kedua pria itu hanya menggunakan bahasa isyarat‘’Kita tidak bisa komunikasiJadi pake bahasa isyaratItu pun harus pelan-pelan supaya bisa diterjemahkan sedikit,’’ kata Rahman.
Karena kendala bahasa pula, penyebab terdamparnya kedua pria WN Myanmar itu belum diketahui secara pastiMenurut Rahman setelah berbincang-bincang dengan menggunakan bahasa isyarat selama tiga hari ini, kedua pria itu nelayan kapal ikan Thailand.
Mereka terdampar setelah berselisih dengan kawannya di kapalMereka tiga orang dipukuli lalu dibuang ke lautNamun tidak diketahui di perairan manaDono mengaku dipukuli dibagian kepalaKemarin, ia memperlihatkan luka di kepalanya ituDono dan Nyinying masih bisa menyelamatkan diri karena tidak sampai terlukaNamun satu orang yakni Saunji kemungkinan tewas di laut karena ditembak.
Dono dan Nyinyin terapung-apung di laut selama lima hari dengan menggunakan pelampungSampai akhirnya mereka sampai dan terdampar di Tanjupiayu Laut, Jumat malamSetelah ditemukan warga, Dono dan Nyinyin tetap tinggal di pondok kebun.
Rahimin dan warga lainnya memberi mereka bahan makanan dan dimasak sendiri‘’Kami berikan beras dan mi instan sajaMereka sendiri yang masakKan di sana (kebun) ada alat masak,’’ ungkap Rahimin.
Rahimin mengungkapkan, mereka baru melaporkan kedua WN Myanmar itu karena menunggu ketua RTSelanjutnya mereka melapor ke Babinkantibmas setempat.
‘’Kami baru menerima laporan hari ini (kemarin siang, red) karena warga menunggu ketua RT,’’ kata Babinkantibmas Tanjungpiayu Laut Bripka Sumarno.
Menurut Sumarno, kedua pria itu tidak dilengkapi pasporHanya ada kartu identitas seperti KTPKarena itu, sesuai petunjuk dari Poltabes Barelang, kedua pria irtu diserahkan ke Satuan Intel Poltabes Barelang. (uma)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolda Diminta Usut Pertamina
Redaktur : Tim Redaksi