WNI dari Wuhan Adalah Saudara Kita Semua, Jangan Ditolak

Senin, 03 Februari 2020 – 06:35 WIB
Petugas medis memeriksa kesehatan WNI dari Wuhan, RRT, setibanya di Pangkalan Udto:ara Raden Sajad, Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Foto : Antara/HO-Kementerian Luar Negeri RI

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 238 WNI dikarantina selama kurang lebih 14 hari di pangkalan militer TNI di Natuna pascadipulangkan dari Wuhan yang menjadi kota endemik virus corona. 

Namun, sebagian warga Natuna, Kepulauan Riau, sempat menolak kehadiran para WNI tersebut di wilayah mereka.  

BACA JUGA: Penjelasan Kemenlu Soal 3 WNI yang tak Lolos Pemeriksaan untuk Pulang ke Indonesia

Menanggapi itu, anggota Komisi I DPR Dave Akbarsyah Fikarno alias Dave Laksono menyatakan persoalan ini terjadi karena kurangnya komunikasi dari pihak terkait kepada masyarakat.

"Sebenarnya ini bukan wilayah Komisi I, akan tetapi karena menggunakan fasilitas TNI akhirnya menjadi ruang lingkup Komisi I juga. Kalau saya melihatnya ini kurangnya komunikasi saja baik dari Kemenkes, terus dari instansi militer juga kepada masyarakat," kata Dave saat dihubungi JPNN.com.

BACA JUGA: Semua WNI yang Dievakuasi dari Wuhan Dinyatakan Sehat

Dave yang juga salah satu ketua Partai Golkar itu mengaku mendapatkan informasi dari wakil bupati, bupati, ketua DPRD, wakil ketua DPRD setempat yang semuanya menanyakan alasan memilih WNI dikarantina ke Natuna.

Sebab, lanjut Dave, sebelumnya tidak ada pemberitahuan dan sosialisasi maupun pelibatan masyarakat dari dinas kesehatan maupun rumah sakit setempat. 

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Ruhut Pantau Anies Terus, Honorer K2 di 100 Hari Jokowi-Maruf

"Jadi (seharusnya) dijelaskan dulu mereka terbang ke bandara, dari bandara dibawa ke hanggar, di hanggar juga jauh dari masyarakat," ujarnya.

Dave menambahkan perlu dijelaskan pula kalau virus corona itu tidak akan bisa menular kepada orang di luar dua meter dari yang membawa virus.

Dia menegaskan hal yang penting lagi dijelaskan adalah semua yang dikirim ini adalah orang-orang sehat.

Selain itu, Dave menyatakan bahwa kalau memang mereka terjangkit virus sudah pasti tidak akan diizinkan pemerintah Tiongkok untuk keluar dari Wuhan. 

"Karena, kalau misalnya mereka itu terjangkit coronavirus, Pemerintah China (Tiongkok) tidak akan mengizinkan mereka keluar dari Wuhan, karena target mereka itu kan menahan karena pusat virus ada di Hubei, kotanya yang terbesar adalah Wuhan," papar Dave. 

Politikus muda Partai Golkar itu menambahkan bahwa Pemerintah Indonesia juga menjamin yang dibawa itu adalah yang sehat.  Menurut Dave, para WNI itu tentu juga sudah mengikuti protokol kesehatan.

"Mereka itu berkali-kali, sewaktu berangkat sudah didisinfektan. Begitu landing langsung didisinfektan. Begitu masuk, mereka kan pakai masker dan sarung tangan, sehingga mereka begitu mendarat langsung dimasukkan ke ruang isolasi,"  paparnya.

Menurut Dave, di ruang isolasi itu mereka tidak boleh ke luar ke mana-mana karena diobservasi selama 14 hari.

Dia menjelaskan sebanyak 245 WNI itu menjalani serangkaian pemeriksaan seperti tes liur, tes darah, setiap hari.

"Itu untuk memastikan bahwa tidak terjangkit dan tidak ada virus yang terbang yang terbawa ke dalam tubuh mereka," kata Dave.

Jadi, Dave menyatakan bahwa sebenarnya ini masalah kurangnya komunikasi saja dengan masyarakat. Seharusnya, kata dia,  diberikan penjelasan dengan baik dan jelas bahwa yang dibawa ke sana itu adalah orang yang sehat. 

"Pertama ini mereka adalah saudara-saudara kita. Yang masyarakat tidak boleh lupa itu adalah mereka ini adalah keluarga kita sendiri, saudara kita sendiri. Masa orang-orang, temen-temen kita, saudara-saudara kita, kita larang dipulangkan. Tidak boleh dong," kata dia.

Kedua, lanjut Dave lagi, mereka semua itu dibawa dalam kondisi sehat. "Kita ini bukan bawa penyakit," tegasnya. 

Ketiga,  tambah dia, keberadaan mereka di Natuna itu akan jauh dari permukiman masyarakat. Sebagaimana yang disampaikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, lokasi mereka sekitar lima hingga enam kilometer dari perkampungan masyarakat. 

"Ketiga, mereka itu jauh di kerumunan masyarakat. Sengaja dipilih di Natuna kenapa, karena ada rumah sakitnya siap dan itu jauh dari perkampungan masyarakat sehingga kemungkinan terjangkitnya itu nol persen," pungkas putra anggota Wantimpres Agung Laksono tersebut. (boy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler