World Parliamentary Forum, Novanto Soroti Konflik Rohingnya

Rabu, 06 September 2017 – 21:49 WIB
Ketua DPR Setya Novanto di World Parliamentary Forum. Foto: dok. Humas DPR

jpnn.com, BALI - Ketua DPR RI Setya Novanto menjadi pembicara di World Parliamentary Forum di Bali.

Dalam pidatonya, dia mengatakan parlemen sebagai representasi rakyat memiliki kewajiban dan tanggungjawab untuk mendukung pencapaian tujuan-tujuan dan target yang tertuang dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.

BACA JUGA: Ketua DPR: Fiji Sahabat Sejati Indonesia

Banyak tantangan yang dihadapi, salah satunya kemiskinan.

"Data terbaru Bank Dunia dan UNDP menunjukan jumlah orang miskin yang diukur dari tingkat konsumsi dibawah USD 1,9 dollar per hari mencapai lebih dari 700 juta orang atau lebih dari 10 persen dari jumlah penduduk dunia," ujar Novanto.

BACA JUGA: Fadli Zon: Politik Kadang Melelahkan, Seni Bisa Menyatukan

Fakta ini, kata dia, menunjukkan upaya pemberantasan kemiskinan dalam segala bentuk dan dimensinya menjadi tantangan global terbesar bagi agenda pembangunan berkelanjutan.

Parlemen di berbagai negara punya peran penting mendorong pertumbuhan ekonomi yang terpelihara, inklusif dan berkelanjutan, serta memperkuat kemitraan global untuk pembangunan yang berkelanjutan.

BACA JUGA: Fahri Sebut Forum Ini Momentum Selesaikan Masalah Rohingya

"Kita juga harus mengakhiri konflik maupun kekerasan yang terjadi di masyarakat di belahan dunia. Seperti contohnya yang terjadi terhadap etnis Rohingnya di negara bagian Rakhine, Myanmar," tegasnya.

Novanto meminta pemerintah Myanmar segera memulihkan stabilitas dan memberikan perlindungan keamanan secara inklusif terhadap seluruh masyarakat di Rakhine, Myanmar.

"Saya berharap konflik ini tidak terjadi kembali dan perdamaian segera terwujud," imbuhnya.

Sebagai bagian dari pelaksanaan agenda pembangunan berkelanjutan, kata dia, Indonesia harus terus berupaya mewujudkan masyarakat yang damai, adil dan inklusif yang bebas dari rasa takut dan kekerasan.

Pembangunan yang berkelanjutan tidak akan tercapai tanpa adanya perdamaian, dan tidak akan ada perdamaian tanpa adanya pembangunan berkelanjutan.

"Tantangan-tantangan lain sudah tentu juga perlu menjadi perhatian kita. Di antaranya memastikan kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua untuk segala usia; memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas; dan mendorong pencapaian kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh perempuan dan anak perempuan," imbuhnya.

Dia mengatakan, kehadiran para wakil rakyat di Bali saat ini sudah tentu memiliki arti penting, karena di sini akan dibahas pemikiran-pemikiran strategis dan perencanaan penting untuk memperbaiki kesejahteraan dan stabilitas dunia, dewasa ini dan di masa depan. (adv/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keberadaan Hakim Ad Hoc Akan Dievaluasi


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
DPR RI   DPR  

Terpopuler