jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memamerkan sejumlah terobosannya dalam memperbaiki sistem transportasi di ibu kota selama dia memimpin.
Hal ini disampaikan Anies dalam diskusi virtual Jakarta E-Mobility Event yang diselenggarakan oleh Pemprov DKI Jakarta.
BACA JUGA: Anies Optimistis PBB Dapat Merajut Keberagaman di Indonesia
Anies mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mengubah transportasi umum menjadi berbasis tenaga listrik.
Hal ini lantaran transportasi yang saat ini ada masih menyebabkan tingginya emisi gas rumah kaca.
BACA JUGA: Laksamana Muda Arsyad Pastikan Prajurit TNI AL yang Terlibat Akan Ditindak Tegas
Sementara Pemprov DKI Jakarta mempunyai target untuk mengurangi gas rumah kaca hingga 30 persen pada tahun ini dan mencapai nol emisi pada 2050.
“Jelas bahwa kami mengubah kota dari waktu ke waktu, dari kota yang macet dan dipenuhi polusi udara menjadi salah satu kota terkemuka dengan transportasi yang aman, nyaman, dan berkelanjutan,” ucap Anies Baswedan, Rabu (2/3).
BACA JUGA: Tengah Malam Prajurit TNI AL Menggerebek Rumah Milik RR, Ada Puluhan Pria dan Wanita
Mantan Rektor Universitas Paramadina ini menjelaskan program untuk menurunkan emisi telah dimulai sejak 2012 dan secara serius dikerjakan pada 2017.
Komitmen ini pun telah dituangkan melalui Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 90 Tahun 2021 Tentang Rencana Pembangunan Rendah Karbon Jakarta.
Pemprov DKI, kata dia, menyediakan sistem transportasi yang efisien untuk mengakomodasi lebih dari 20 juta perjalanan per hari.
Pihaknya lalu memperluas Transjakarta rute sistem BRT dan menggandakan mikrotrans. Saat ini cakupan layanannya mencapai 82 persen.
“Kami telah memulai operasi bersama dengan MRT kami dan LRT. Jadi Integrasi seperti yang sebenarnya terjadi. Dan tahap dua pembangunan MRT kami sedang diinstruksikan. Dan ditargetkan akan selesai pada tahun 2027,” jelasnya.
Pemprov juga disebut meningkatkan kapasitas angkutan umum sebesar 180 persen pada tahun 2020 dibandingkan 2017 lalu.
Selain itu, dilakukan pula infrastruktur transportasi tidak bermotor dengan mengerjakan trotoar sepanjang 364 kilometer, 12 kilometer jalur sepeda yang dilindungi, dan 63 tempat berbagi sepeda di sekitar area transit, khususnya di jalan-jalan tersibuk di kota.
“Terjadi perubahan perilaku masyarakat terhadap angkutan umum. Jadi karena upaya kami dalam mengintegrasikan transportasi umum kami membuat sesuatu yang disebut Jaklingko. Rencana kami tentang Jaringan bersepeda masa dan inovasi lain yang kami lakukan,” papar Alumni UGM ini. (mcr4/jpnn)
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi