jpnn.com - JAKARTA - United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menilai Indonesia salah satu negara yang ambisius. Indikatornya, kebijakan pemerintah yang menetapkan visi ambisius tahun 2025.
Target utamanya adalah Indonesia menjadi salah satu dari 12 negara maju pada 2025 dan menjadi salah satu dari delapan negara maju tahun 2045 melalui pencapaian ekonomi berkelanjutan yang tinggi dan inklusif.
BACA JUGA: Pemprov DKI Minta Tambahan Konrtibusi, Aguan: Berat Untuk Investasi
"Dengan visi Indonesia 2025 ini, pemerintah Indonesia berencana menggunakan pendidikan untuk menyiapkan generasi yang sangat berkompetensi dan siap secara aktif berkontribusi pada pembangunan dan bangsa (Rencana Utama Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi 2011-2025)," ulas Manos, Rabu (7/9).
Dalam laporan GEM UNESCO disebutkan, kurangnya pembiayaan untuk pendidikan secara kronis menghambat kemajuan pendidikan. Bantuan pendidikan harus meningkat enam kali untuk mengisi kesenjangan pembiayaan agar dapat mencapai pendidikan dasar dan menengah bermutu pada 2030. Nyatanya, pendanaan di tahun 2014 tujuh persen di bawah tingkat puncaknya ketika tahun 2010.
"Banyak negara seharusnya dapat merelokasikan pembiayaan sehingga mendapatkan manfaat dari pendidikan. Dua cara memprioritaskan pengeluaran untuk pendidikan adalah dengan menghapus subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan mengalokasikan dana pendidikan. Di Indonesia, pengeluaran publik untuk pendidikan meningkat lebih dari 60 persen antara tahun 2005 dan 2009, sebagian besar karena reformasi subsidi BBM," papar Manos.
Data Laporan GEM 2015, terdapat peningkatan signifikan angka partisipasi kasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dari 28 persen di tahun 2001 menjadi 70.06 persen di tahun 2015 di Indonesia. Tahun ini, Direktorat Jenderal PAUD Kemendikbud dianugerahi penghargaan UNESCO untuk Pendidikan Anak Perempuan dan Perempuan edisi pertama atas keberhasilan program di bidang penyetaraan gender untuk anak usia dini di Indonesia.
Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Dasar di Indonesia sejak tahun 2000 tetap di atas 100 persen sementara angka putus sekolah dasar menurun dari 2,62 persen di tahun 2000 menjadi 0,26 persen di tahun 2015. Angka literasi remaja usia 15-24 meningkat dari 98,7 persen di tahun 2005 menjadi 99.7 persen di tahun 2015. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Soal Janji Beri Rp 50 Miliar ke Anggota DPRD DKI, Beginilah Jawaban Aguan
BACA JUGA: Tenang..Masyarakat Berpenghasilan Rendah Tetap Dapat KPR FLPP
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bang Otto Minta JPU Putar Rekaman CCTV Utuh soal Mirna dan Jessica
Redaktur : Tim Redaksi