Wow, Makau Butuh 60 Ribu Pekerja Perhotelan dari Indonesia

Senin, 26 Oktober 2015 – 10:49 WIB
Kepala BNP2TKI Nusron Wahid. FOTO: dok/jpnn.com

jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid mengungkapkan ada dua prioritas utama pekerjaan profesional untuk para TKI di luar negeri. Dua pekerjaan itu adalah perawat dan perhotelan.

"Tahun ini ada permintaan sebanyak 60 ribu untuk bekerja di hotel-hotel negara Makau, rencananya diambil dari SMK dan Sekolah Tinggi Pariwisata yang setara dengan Diploma II (D2)," kata Nusron, Minggu (25/10).

BACA JUGA: PERHATIAN! 15 Bandara ini Terganggu Jarak Pandangnya

Hal itu dikatakan Nusron terkait dengan  acara Trade Expo Indonesia 2015 yang berlangsung mulai 21 sampai 25 Oktober. Salah satu kegiatannya dalah Rapat Koordinasi BNP2TKI dengan Atase Perdagangan/ITPC.

Dalam acara tersebut Nusron didampingi oleh Plt Deputi Kerjasama Luar Negeri dan Promosi sekaligus Direktur Promosi Anjar Prihantoro; Direktur Kerjasama Luar Negeri Fachry Sulaiman; Direktur Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas Teknis Kerjasama Luar Negeri I Naekma; dan Direktur Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas Teknis Kerjasama Luar Negeri II Elia Rosalina.  

BACA JUGA: Kebakaran Hutan Melanda Beberapa Titik di Pulau Jawa, Diduga Disengaja

Sedangkan peserta rakor terdiri dari perwakilan dari berbagai atase perdagangan yang ditempatkan di luar negeri.

Selain tenaga perhotelan di Makau, tenaga TKI juga sangat diminati sebagai perawat di Jepng. 

BACA JUGA: Jamur Gaduhnya ya Jaksa Agung Prasetyo

Nah, meski ada peluang besar di profesi perawat, Nusron mengeluhkan masalah di Indonesia yaitu sertifikasi. Menurut dia, banyak perawat-perawat Indonesia yang bekerja di luar negeri, tapi hanya diakui sebagai asisten perawat.

"Karena mereka tidak punya sertifikat yang diakui di negara penempatan, gaji mereka hanya 50 sampai 75 persen dari gaji yang seharusnya diterima," Jelas Nusron.

Menurut Nusron, hingga Juli 2015, bidang tenaga kerja sudah menyumbang devisa USD 5,5 miliar. Nah, hingga akhir tahun 2015, diperkirakan remitansi yang diterima mencapai USD 9.5 miliar.

Berdasarkan data bulan Juli 2015 dari Bank Indonesia, rata-rata terdapat 3,8 juta orang perbulannya di luar negeri yang mengirim uang ke Indonesia. Jika angka tersebut dikalikan dengan gaji yang mereka terima, hasilnya USD 38 miliar setahun. 

Jumlah itu jauh lebih tinggi daripada perkiraan angka remitansi di tahun 2015 sebesar USD 9,5 miliar. (mas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... TNI Top! Kepercayaan Publik Harus Terus Dijaga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler