jpnn.com - JAKARTA - Edi Suwito (30) nyaris menjadi korban perampok bersenjata tajam. Beruntung, pria yang berprofesi sebagai sopir taksi Express itu berhasil mengatasi aksi pelaku yang terdiri dari tiga remaja, yaitu Rendy (19), Zainal Saputra (22), dan Sendy Firmansyah (18).
Kejadiannya di Jalan Raya Puri Indah, Kembangan, Jakarta Barat, Sabtu (4/3) sekitar pukul 02.00 dinihari. Edi memilih melawan ketimbang dihabisi kawanan rampok tersebut.
BACA JUGA: Ahok Tetap Larang PNS DKI Rapat di Hotel dan Dinas ke Luar Negeri
"Yah, awalnya sih cuma spontan. Percaya diri saja, kalau umur itu sudah ada yang atur. Sudah di tangan Tuhan," ucap Edi dilansir INDOPOS (Grup JPNN.com), Minggu (5/4).
Dinihari itu, saat melintas di Jalan Tomang Raya, Edi menanggapi perintah tiga penumpang remaja yang memintanya diantar ke kawasan Kembangan, Jakarta Barat. Meski khawatir, Edi menerima tawaran tiga penumpang remaja yang bau minuman keras itu. Benar saja, begitu sampai tujuan, salah satu dari mereka yang duduk di bangku belakang menodongkan pisau.
BACA JUGA: Libur Panjang, Lebih 100 Ribu Mobil Masuk Bogor
"Mereka juga sempat bayar Rp 50 ribu, tapi setelah itu nodongin pisau, meminta saya ikut turun," katanya.
Bekal pencak silat yang pernah digeluti pria asal Desa Mekarsari, Tegal, Jawa Tengah itu ternyata berbuah manis. Nyawanya berhasil selamat dari hunusan pisau pelaku. Edi hanya perlu mengeluarkan satu jurus saja untuk mematahkan todongan pisau yang menempel di lehernya.
BACA JUGA: Klaim Anggaran Pegawai Sudah Sesuai Kondisi DKI
"Reflek aja, tangan pelaku langsung saya pelintir," tutur pria yang sudah 1,5 tahun menjadi sopir taksi itu.
Keberanian pengemudi taksi yang baru pertama kali menjadi korban perampokan itu menciutkan nyali tiga remaja yang juga baru sekali-kalinya merampok. Zainal yang duduk di bangku depan dan Sendy yang berada di samping Rendy ikut terbelalak.
"Pas pisaunya saya rebut, mereka semua langsung buka pintu, terus kabur," kata Edi.
Tak tinggal diam, Edi yang menang langkah langsung memburu tiga perampok yang tunggang langgang ketakutan. Warga yang menyaksikan kejadian itu juga membantu Edi dengan memberi tumpangan sepeda motor. Diburu beberapa ratus meter, Zainal dan Sendy yang lari bersamaan berhasil diringkus. Sementara Rendy yang memisahkan diri, menghilang di kegelapan malam.
"Karena di lokasi kejadian di kawasan CNI Kembangan itu lumayan banyak orang. Saya teriak maling. Terus saya kejar pakai motor, dua-duanya pelaku ketangkep langsung saya lapor polisi," tutur Edi.
Dua dari tiga pelaku, yakni Sendy dan Zainal saat ini meringkuk di sel tahanan Mapolsek Metro Kembangan. Menurut keduanya, rencana perampokan itu merupakan gagasan Rendy. Tak hanya berniat merampas harta si sopir, mereka juga berencana membawa kabur taksi yang dikendarai.
"Ajakan si Rendy itu, nyari duit yuk. Kita ngerampok taksi aje," ucap Zainal.
Menurut remaja berkulit hitam ini, Rendy juga yang bakal mengurus hasil rampokan taksi itu. Katanya, mau di jual ke suatu tempat.
"Pokoknya kata Rendy itu, kita ambil aja dulu taksinya. Sopirnya kita buang (tinggalin) di jalan. Kalau soal jual mah urusan gampang," kata Zainal, pedagang Kebab yang direkrut karena bisa mengendarai mobil ini.
Menurut Sendy, hasutan sepupunya Rendy itu masuk akal. Merampok taksi itu lebih gampang ketimbang mobil pribadi.
"Taksi kan lebih gampang, alasan menumpang kita masuk ke dalam mobil. Apalagi tiga lawan satu, korbannya pasti kalah," kata Sendy.
Ketiga remaja ini juga sepakat, hasil penjualan taksi nantinya dibagi rata. Zainal mengaku buat kebutuhan sehari-hari, sementara Sendy buat foya-foya. Tidak ada maksud lain, dua remaja putus sekolah bertubuh kerempeng ini juga mengikuti hasutan Rendy karena sedang mabuk.
"Yah, lagi habis minum aja mabuk, mangkanya kita ngikut aja. Itu juga kita baru pertama kali, takutnya setengah mati. Mangkanya pas korban melawan itu kita kabur," kata mereka serempak.
Saat mabuk, rencana matang itu mereka jalankan. Berbekal pisau dapur yang diambil dari rumah Sendy, ketiganya bergerak dari Jalan Raya Tomang, Grogol Petamburan. Tepat di depan toko Batik Semar itu ketiganya menghentikan taksi yang dikemudikan Edi Suwito.
"Sesuai rencana, saya duduk di depan, Rendy sama Sendy di belakang yang nodong. Kalau memang berhasil, kita minta si sopir pindah ke belakang, saya yang bakal bawa itu taksi," kata Zainal.
Ternyata, rencana perampokan itu tak berjalan mulus. Pisau yang ditodongkan Rendy ke leher Edi Suwito malah terebut. Pengemudi taksi berkelir putih itu balik melawan. Teriakan korban terdengar Kasubsektor Puri Indah, Ipda Sujono dan Aiptu Agus Sudrajat yang tengah berpatroli di kawasan CNI Puri Kembangan itu.
"Pelaku Sendy dan Zainal berhasil kita bekuk di lokasi kejadian. Satu lainnya bernama Rendy masih kita buru. Mereka kami jerat Pasal 53 Yo 365 KUHP atas percobaan pencurian dengan kekerasan," tegas Kanit Reskrim Polsek Metro Kembangan, AKP. R. Manurung.(asp/indopos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Liburan Paskah, Mall Penuh Sesak
Redaktur : Tim Redaksi