jpnn.com - SEBAGAI anggota FIFA, Kepulauan Cayman punya hak suara yang sama dalam pemilihan presiden organisasi sepak bola sejagat itu.
Kepulauan Cayman merupakan negara yang hanya menempati ranking ke-191 FIFA. Tapi, dalam kasus pemilihan presiden Jumat (29/5), Kepulauan Cayman ternyata punya pengaruh lebih besar ketimbang Jerman, Argentina, Inggris, dan raksasa sepak bola lainnya.
BACA JUGA: Ini Trik Garuda Muda Hadapi Myanmar U-23 Besok
Tentu masih banyak yang asing dengan nama Kepulauan Cayman. Sebab, prestasi sepak bola negara di kawasan Karibia yang luasnya hanya 260 kilometer persegi tersebut nyaris tak terdengar.
Sepanjang keikutsertaan di berbagai ajang sepak bola yang masuk kalender FIFA, mereka selalu tersisih di fase-fase awal. Prestasi terbaik Kepulauan Cayman hanya terlihat di pentas Piala Karibia 1998. Saat itu mereka berhasil menempati peringkat keempat.
BACA JUGA: Sikat Jateng, Aceh Juara Kejurnas Sepak Bola PPLP 2015
Nah, sosok Jeffrey Webb-lah yang membuat Kepulauan Cayman selalu diperhitungkan setiap kali FIFA menggelar kongres. Pria 50 tahun itu tak hanya menjabat presiden CIFA atau Federasi Sepak Bola Kepulauan Cayman.
Dia juga menjadi orang nomor satu di CONCACAF (Konfederasi Sepak Bola Amerika Utara, Tengah, dan Karibia). Karir Webb semakin meroket setelah ditunjuk sebagai salah satu wakil presiden dan komite eksekutif FIFA. Jabatan itu membuat dirinya dekat dengan sosok presiden FIFA terpilih Joseph ’’Sepp’’ Blatter.
BACA JUGA: Pele: Anda Harus Menghormati Blatter!
Kedekatan dengan Blatter itu pula yang membuat Kepulauan Cayman kerap menerima bantuan lewat program Goal Project. Berdasar artikel New York Times, FIFA di bawah kepemimpinan Blatter rutin mengucurkan dana segar bagi Kepulauan Cayman. Total, sejak 2002, FIFA telah memberikan suntikan dana segar sebesar USD 2,2 juta atau Rp 29 miliar.
Dari jumlah uang sebesar itu, USD 1,8 juta (Rp 23,7 miliar) disuplai sejak 2008. Anggaran sebesar itu digunakan untuk membangun kantor baru buat CIFA, plus mendanai pembangunan sentra latihan timnas mereka di George Town.
’’Blatter sudah memainkan permainan yang sangat cerdas,’’ ujar Direktur ChangeFIFA (gerakan FIFA bebas korupsi) David Larkin.
Larkin menganggap Kepulauan Cayman sama dengan negara-negara dunia ketiga di Asia dan Afrika yang selalu mendukung Blatter. Federasinya juga selalu menggantungkan dana segar dari FIFA. ’’Itu yang kemudian membuat federasi sepak bola negara-negara kecil ini terikat dengan petinggi FIFA,’’ ujarnya.
Bantuan tersebut jelas tidak gratis. Harus ada kompensasi yang diberikan Kepulauan Cayman buat Blatter. Nah, lewat Webb-lah kompensasi itu diberikan. Webb punya tugas menggalang suara di konfederasinya untuk mendukung pencalonan Blatter.
’’Untuk menjalankan blok suara, Anda tentu membutuhkan orang yang bisa menyiapkan jalan Anda. Koneksi itu terjadi antara Blatter dan Webb. Politik ini klasik, tapi memang benar-benar terjadi,’’ ungkap pria yang juga berprofesi sebagai pengacara tersebut.
Kini, setelah Webb tertangkap Biro Investigasi Federal (FBI) di Zurich, Blatter harus mencari kader baru. Webb tertangkap dalam penggerebekan di sebuah hotel mewah di Swiss Rabu (27/5). Penangkapan Webb sendiri berkaitan dengan kasus penyuapan.
Meski sudah ditangkap, sosok Webb tetap disegani di Kepulauan Cayman. Buktinya, begitu kabar penangkapannya tersiar di seluruh dunia, tidak satu pun media di Kepulauan Cayman yang menyebutkan nama Webb. Bahkan, salah satu orang dalam di Cayman Island Premier League James Rich meminta semua untuk tidak memberikan komentar soal Webb.
’’Saya sudah diminta tidak berkomentar. Kalau ditanya terkejut, saya rasa itu bukanlah kata yang tepat. Biarkan semua ini berjalan dan kami melihat bagaimana yang terjadi nanti,’’ ungkapnya. (ren/c17/bas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Transisi Siapkan Pokja Investigasi
Redaktur : Tim Redaksi