jpnn.com - CARACAS - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, tampaknya mewarisi karakter pendahulunya, Hugo Chavez, yang anti-Amerika Serikat (AS).
Senin waktu setempat (2/3), republik sosialis itu mengultimatum Washington agar memangkas jumlah diplomat AS yang bertugas di Kota Caracas menjadi 17 saja.
Menteri Luar Negeri Venezuela Delcy Rodriguez memberikan waktu 15 hari kepada Negeri Paman Sam tersebut untuk mengurangi jumlah diplomatnya.
BACA JUGA: Duh! Gadis Ini Minta Disuntik Mati
"Setelah pertemuan penting saya dengan diplomat tertinggi AS di sini, Lee McClenny, kami memberikan waktu 15 hari kepadanya untuk menyusun rencana penarikan diplomat-diplomat AS menjadi hanya 17," jelasnya.
Jumlah itu, menurut Rodriguez, mengacu pada jumlah diplomat Venezuela yang bertugas di Kota Washington. Saat ini Caracas hanya menempatkan 17 diplomat di AS. Maka, Washington pun hanya boleh menempatkan perwakilan diplomatik dengan jumlah sama.
Menteri perempuan yang juga pengacara tersebut menyebut kebijakan Venezuela soal pengurangan diplomat AS itu sebagai keseimbangan.
Media melaporkan bahwa Negeri Paman Sam memiliki sekitar 100 diplomat di ibu kota Venezuela. Mereka tinggal di kompleks Kedutaan Besar AS yang dijaga ketat. Kompleks seluas tiga blok tersebut, kabarnya, dihuni para diplomat dan keluarganya.
BACA JUGA: Polisi Tembak Gelandangan hingga Tewas
Sejak 2010, kompleks itu tidak lagi dipimpin seorang duta besar (dubes) karena dua negara berhenti menempatkan dubes di ibu kota masing-masing.
Selain memangkas jumlah diplomat AS di negerinya, Maduro segera menerapkan serangkaian kebijakan lain yang bakal memperparah hubungan dua negara.
Salah satu di antaranya adalah merevisi alias memperketat aturan permohonan visa bagi para wisatawan atau pekerja dan pelajar asal AS. Kemarin (3/3) kebijakan baru tersebut sudah mulai diterapkan.
Tidak hanya itu, Maduro juga mengumumkan daftar teroris AS yang dia larang masuk Venezuela. Mantan Presiden George W. Bush dan wakilnya, Dick Cheney, berada dalam daftar tersebut.
BACA JUGA: 7 Ribu Warganya Tewas, Korsel Tuntut Jepang Minta Maaf
Demikian juga beberapa politisi Hispanik seperti Marco Rubio, Bob Menendez, dan Ileana Ros-Lehtinen. "Semua ini demi kesetaraan," tandasnya dalam pidato anti-AS akhir pekan lalu.
Sebagai 'mitra' diplomatik, menurut Maduro, Venezuela dan AS berhak menetapkan kebijakan yang sama. Maka, dia pun mengadaptasi sejumlah kebijakan AS untuk diterapkan di negerinya. Termasuk memberlakukan tarif visa yang sama dengan yang dibebankan AS pada warga Venezuela.
Akhir pekan lalu, Maduro kembali menuding AS berkonspirasi dengan oposisi Venezuela untuk menggulingkan pemerintahannya. Tuduhan semacam itu sudah berkali-kali dia lontarkan sejak menjabat presiden pada 19 April 2013.
Sebelumnya, Chavez selalu mengemukakan hal yang sama. Dia merasa AS berusaha menggerogoti kekuasaannya lewat konspirasi politik dengan oposisi.
Hubungan AS dan Venezuela kian renggang setelah Maduro menyebut Washington mendalangi kudeta terhadapnya pada 12 Februari. Terkait dengan hal tersebut, aparat mengamankan Wali Kota Caracas Antonio Ledezma atas tuduhan berkonspirasi dengan AS.
Presiden 52 tahun itu merasa hendak digulingkan AS lewat Ledezma. Namun, Washington membantah keras tuduhan tersebut. (AP/AFP/hep/c20/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Maling Jagoan, Gondol Rumah Utuh-utuh
Redaktur : Tim Redaksi