Wright Partners Bersama Fairatmos Menghadirkan Sustainable Ventures

Sabtu, 24 Juni 2023 – 18:36 WIB
Kerja sama antara Wright Partners dengan Fairatmos. Foto: Wright

jpnn.com, JAKARTA - Wright Partners menggandeng Fairatmos merintis sepuluh sustainable ventures selama tiga tahun ke depan untuk menjawab permasalahan perubahan iklim yang dihadapi Asia Tenggara.

Wright Partners memiliki rekam jejak sukses dalam membangun usaha di bidang agritech, edutech, logistik, dan fintech dengan berbagai korporasi, sedangkan Fairatmos memiliki keahlian serta pengalaman di bidang pengurangan emisi karbon dan inovasi usaha keberlanjutan seperti plastik dan daur ulang.

BACA JUGA: Berupaya Mengurangi Emisi Karbon, DHL Express Tambah 24 Van Listrik di Indonesia

"Kami sangat antusias menjalin kerja sama dengan Fairatmos dalam mengatasi tantangan perubahan iklim yang dihadapi Indonesia dan Asia Tenggara. Bersama-sama, kami berharap dapat mendukung korporasi dan lembaga lainnya lebih memahami emisi karbon mereka dan dalam menghadirkan inovasi sustainable ventures," tutur Founding Partner dari Wright Partners Ziv Ragowsky dalam keterangannya, Sabtu (24/6).

"Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya yang kami miliki, kami yakin dapat menghadirkan usaha-usaha baru yang inovatif yang akan membuat perbedaan nyata dalam perjuangan melawan perubahan iklim."

BACA JUGA: Usaha Your Clothes Dukung Gerakan Sustainable Fashion Lewat Apparel Swap

Indonesia adalah salah satu penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia dengan sebagian besar berasal dari deforestasi dan perubahan penggunaan lahan lainnya.

Namun, Indonesia telah mengambil langkah dalam mengatasi hal ini baik dari sektor publik maupun swasta.

BACA JUGA: SIG Raih Top Sustainable Development Goals di Ajang TOP SDGs Award 2022

Indonesia memiliki target Kontribusi yang ditetapkan secara Nasional (Nationally Determined Contribution / NDC) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 32%-43% pada tahun 2030.

Dari sektor AFOLU (pertanian, kehutanan, dan penggunaan lahan lainnya) saja, terdapat target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 510-740 juta ton CO2e.

Selain itu, banyak perusahaan Indonesia dari berbagai sektor menunjukkan ketertarikan tinggi atas usaha keberlanjutan.

Namun, karena sebagian besar telah difokuskan pada pengurangan emisi gas rumah kaca Scope 1, 2, dan 3, banyak yang justru menilai keberlanjutan sebagai tambahan biaya dan bukan sebagai peluang sumber pendapatan baru.

Akan tetapi, Wright Partners dan Fairatmos berharap dapat mengubah pandangan tersebut.

Definisi baru yang digunakan untuk menggambarkan perspektif berikut adalah Scope 4, yaitu pengurangan yang terjadi dalam penggunaan suatu produk di luar rantai nilai utama dari produk tersebut. 

Dengan kata lain, menghindari emisi melalui produk (barang dan jasa) yang lebih efisien sebagai alternatif dari produk yang kurang efisien.

Terdapat banyak peluang Scope 4 bagi perusahaan di berbagai sektor, mulai dari perusahaan telekomunikasi yang mendukung teknologi Internet of Things (IoT) dalam melakukan pengukuran yang lebih baik, hingga perbankan dalam menyediakan pembiayaan untuk investasi modal berkelanjutan.

Fokus awal dari Wright Partners dan Fairatmos dimulai dari usaha-usaha terkait pengurangan karbon di Indonesia.

Fokus itu diharapkan dapat membangun momentum dalam menghadirkan perencanaan dan penciptaan usaha inovatif dan menjadikan Indonesia sebagai pelopor revolusi hijau.

Perdagangan Karbon

Wright Partners dan Fairatmos telah menjalankan langkah awal dalam menyertakan Fairatmos ke dalam usaha-usaha Wright Partners, di antaranya dalam melakukan verifikasi dan perdagangan karbon serta kredit hijau lainnya.

Salah satu contohnya ialah layanan AtmosCheck yang disediakan FairAtmos yang menghadirkan teknologi remote sensing.

Wright Partners dan Fairatmos saat ini telah bekerja sama dalam mengembangkan metodologi untuk mengidentifikasi pengurangan emisi karbon dan dekarbonisasi logistik untuk Titip, startup yang baru saja diluncurkan oleh Wright Partners.

Inovasi ini dihadirkan Titip – sebuah startup logistik komoditas sehingga pemain logistik dapat dengan mudah menghitung, melaporkan, dan menyeimbangkan karbon yang dihasilkan dalam setiap transaksi.

Melalui usaha-usaha lainnya, Wright Partners dan Fairatmos sedang bekerja untuk mengidentifikasi berbagai cara untuk mendukung keberlanjutan di berbagai sektor dan elemen penyebab polusi.

Selain itu, baik Wright Partners maupun Fairatmos juga aktif dalam mendorong usaha keberlanjutan di Indonesia dan lainnya.

Fairatmos sedang berusaha mengurangi jejak karbon sektor pertanian dengan memperkenalkan sistem irigasi tetes.

Startup lain dari Wright Partner, Labamu, berupaya memberikan pembiayaan kepada pengumpul plastik, beberapa di antaranya sering disebut sebagai anggota masyarakat paling lemah di Indonesia di sektor yang krusial.

Selain itu, melalui salah satu startup Farming as a Service, Wright Partners sedang menyusun metode untuk memberikan lebih banyak nilai tambah kepada petani padi rendah emisi, di mana banyak pilihan yang ada saat ini cenderung tidak mendukung komunitas pertanian.

Wright Partners dan Fairatmos bertujuan mendukung pemerintah Indonesia dalam mencapai target NDC melalui beberapa inisiatif sejenis melalui kerja sama mereka.

Inisiatif-inisiatif itu lahir sebagai hasil dari kerja sama antara Wright Partners dan Fairatmos.

Indonesia masih memiliki banyak masalah yang perlu diselesaikan, yang di sisi lain menghadirkan peluang besar untuk membangun usaha di bidang ini, mulai dari pemanfaatan hutan untuk mengatasi emisi karbon, penghijauan kawasan yang terdegradasi, pencegahan polusi plastik, dan lainnya.

"Kami percaya melalui kerja sama ini, kami dapat membuat ekonomi karbon menjadi sebuah kenyataan," sambung CEO Fairatmos Natalia Rialucky.

"Seperti mesin uap yang memicu revolusi industri, AtmosTech menandai dimulainya era karbon netral. Melalui kerja sama kami dengan Wright Partners, perusahaan akan dapat melakukan pengurangan karbon dengan jauh lebih mudah."

Kerja sama itu juga akan menjalin hubungan dengan organisasi dan pemangku kepentingan lokal untuk memastikan bahwa inisiatif keberlanjutan yang mereka lakukan memiliki dampak dan keberlanjutan yang signifikan.

"Wright Partners bekerja secara luas dengan organisasi lokal dalam semua startup kami untuk memastikan kami menciptakan solusi jangka panjang yang berkelanjutan. Sebagai contoh, kami bekerja dengan kepala desa setempat di salah satu startup pertanian kami dan kepala masyarakat melalui startup lainnya," sebut Founding Partner di Wright Partners, Ziv.

Kerja Sama dengan Microsoft

Selain Fairatmos, Wright Partners juga telah bekerja sama dengan Microsoft untuk menggunakan teknologi Microsoft dalam mendorong usaha keberlanjutan pada startup yang dibangun Wright Partners.

Salah satu bentuk kerja sama antara Wright Partners dan Microsoft ialah melalui implementasi sustainability cloud solution. 

Kedua belah pihak memiliki komitmen kuat atas usaha keberlanjutan dan terus mencari solusi-solusi lainnya dalam menghadirkan usaha keberlanjutan.

Secara keseluruhan, kerja sama antara Wright Partners dan Fairatmos, serta antara Wright Partners dan Microsoft, merupakan langkah signifikan dalam perjuangan melawan perubahan iklim dan tantangan lingkungan lainnya yang dihadapi Indonesia dan wilayah Asia Tenggara.

Dengan menggabungkan keahlian dan keahlian masing-masing, kerja sama ini berharap dapat menciptakan usaha-usaha baru yang inovatif yang akan membantu membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat. (rdo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Tahun Ini Tetap Konsisten Lakukan Uji Emisi Gas Rumah Kaca di Lahan Sawah


Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler