Wuiih, Apartemen Masih Laris Manis

Jumat, 29 Januari 2016 – 09:16 WIB
Apartemen. Foto: Dite Surendra/dok.JPNN

jpnn.com - SURABAYA – PT Tlatah Gema Anugrah, developer Apartemen Bale Hinggil, menyiapkan pembangunan dua tower apartemen berikutnya menyusul selesainya dua tower pertama. Langkah ini seiring dengan tingginya permintaan terhadap hunian bertingkat

Direktur Utama Apartemen Bale Hinggil Hengky Budiharto mengatakan, serah terima untuk tahap pertama yang mencakup tower A dan B dilakukan bertahap mulai September 2016. 

BACA JUGA: Anda Mau Lion Air Tidak Delay Lagi, Baca Ini....

Hingga sekarang, penjualan dua tower tersebut mencapai 80 persen dari total 2.000 unit. Ditargetkan terjual habis ketika memasuki proses serah terima semester kedua nanti.

’’Kami juga sudah pasarkan tower C dan D dengan jumlah total 1.000 unit. Rencananya, groundbreaking proyek tahap kedua dilakukan Maret nanti,’’ ujarnya di sela topping off tower A kemarin (28/1). Total nilai investasi untuk proyek tersebut mencapai Rp 1,2 triliun. Sekitar Rp 600 miliar di antaranya digunakan untuk pengerjaan konstruksi.

BACA JUGA: Presiden Dorong Turunkan Suku Bunga, OJK Panggil Bank

Dia mengatakan, tingginya minat masyarakat membeli apartemen tidak hanya datang dari kalangan end user, tapi juga investor. Mekanisme pembayaran yang paling diminati adalah jenis in house atau kredit melalui pengembang dengan tenor sesuai dengan jangka waktu pembangunan proyek. 

’’Secara komposisi, end user maupun investor sama. Apalagi sejak diluncurkan kali pertama hingga sekarang, kenaikan harganya mencapai 80 persen,’’ lanjut dia.

BACA JUGA: Optimistis, Honda Siapkan 200 Diler Baru

Project Manager PT Wika Gedung Mochamad Yusuf menyatakan, pihaknya bakal mengebut pengerjaan proyek tersebut. Menurut dia, kerja cepat dinilai menjadi solusi untuk menekan overhead yang terjadi karena nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. 

’’Apalagi kalau sudah jauh-jauh hari tanda tangan kontrak dengan pengembang, ternyata di kemudian hari harga material melonjak karena terkerek dolar AS. Makanya, untuk menyiasati itu, tiap proyek yang masuk ditangani secepat mungkin,’’ paparnya.

Sebanyak 17 persen dari total material proyek didatangkan dari luar negeri. Meski secara persentase rendah, itu merupakan material strategis dan tidak bisa diperoleh di dalam negeri. Dia mencontohkan, material impor tersebut seperti lift dan genset khusus.

Di samping itu, pihaknya berupaya melakukan efisiensi dengan memakai baja dalam pembangunan. Tidak lagi menggunakan cara konvensional berupa kayu. ’’Selain ramah lingkungan, juga menghemat waktu. Proyek tersebut lebih cepat dua bulan dari cara konvensional,’’ jelasnya. (res/c19/oki)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bina Pengerajin Daerah, Koperasi Karya Nurani Rakyat Minta Dukungan Menperin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler