jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. terus mengangkat potensi bisnis anyaman daun pandan di Desa Tumbu, Kecamatan Karang Asem, Kabupaten Karang Asem, Provinsi Bali.
Salah satu cara BRI, yakni melalui klaster usaha binaan Pandan Wangi BRI Unit Amlapura.
BACA JUGA: Sambut Peningkatan Alokasi KUR 2022, BRI Optimistis Perekonomian Makin Baik
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menyatakan pembinaan itu adalah salah satu dari bentuk memberdayakan pelaku UMKM dan kaum perempuan.
Dia mengatakan program BRI ini memang difokuskan untuk mengangkat potensi ekonomi di daerah melalui pembinaan kelompok usaha atau klaster.
BACA JUGA: BRI Sahabat Disabilitas Dorong Difabel Terus Berkarya
"Khususnya melalui pemberdayaan yang berkesinambungan kepada kaum ibu, dan memberikan akses permodalan yang sesuai dengan skala usaha yang dikembangkan," beber Catur.
Menurut Catur, pembinaan melalui klaster usaha ditujukan mendorong peningkatan produksi dan kapabilitas UMKM. Selain itu, untuk peningkatan daya saing produk UMKM.
BACA JUGA: Mengenal Localoka, Showcase untuk Produk UMKM Binaan BRI
“Kami memang mengelompokan pelaku usaha ini ke dalam klaster binaan. Harapannya, para pelaku usaha tersebut dapat berkembang dan maju bersama melalui pemberdayaan yang BRI lakukan. Sehingga pelaku usaha dapat meningkatkan skala usahanya melalui proses produksi hingga pemasaran yang kuat dan mampu menghadapi tantangan bisnis ke depan,” ujar Catur.
Atas pemberdayaan dan pembinaan yang dilakukan BRI, Klaster Pandan Wangi BRI Unit Amlapura pun mengalami kemajuan pesat.
Hal ini mendorong Menteri BUMN Erick Thohir untuk menyempatkan diri mengunjungi Klaster Pandan Wangi Unit Amlapura di sela-sela kunjungan kerjanya di Bali pada Selasa (28/12).
Erick memantau langsung keberhasilan BRI dalam mengangkat salah satu potensi ekonomi di daerah dengan mendorong masyarakat lebih berdaya yang menjadi modal dasar penguatan ketahanan ekonomi melalui pelaku bisnis di tataran akar rumput.
Klaster usaha ini melibatkan setidaknya 56 orang pengrajin dan telah memproduksi tas, tikar, tempat tisu, dan lain sebagainya dari bahan daun pandan.
Bahan baku dihasilkan dari lahan seluas 2.000 meter persegi yang berada di Desa Tumbu. Pemberdayaan yang memanfaatkan ibu rumah tangga dengan membuat anyaman pandan mampu memberikan pendapatan sampingan.
Kemudian, dalam packaging dan pemasaran, klaster usaha ini pun melibatkan villa di Candi Dasa, dan masyarakat lokal di Bali.
Langkah pemberdayaan BRI berikutnya adalah melakukan akuisisi nasabah sehingga ketua kelompok mendapatkan layanan perbankan Kupedes, anggota kelompok sudah mendapatkan kredit usaha rakyat (KUR), KECE, kerja sama kemitraan dan seluruh anggota sudah difasilitasi rekening tabungan.
Terbentuknya klaster usaha binaan Pandan Wangi ini berawal dari ketua klaster, yakni I Made Pasek yang melihat daun pandan didesanya sangat melimpah.
Namun, belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat sekitar.
I Made Pasek kemudian melihat potensi ekonomi dari melimpahnya daun pandan tersebut dan membuat bisnis baru di desa Tumbu, yakni anyaman dari daun pandan.
"Usaha tersebut memberdayakan masyarakat sekitar khususnya kaum ibu untuk ikut serta dalam produksi anyaman pandan sehingga terbentuklah klaster Pandan Wangi," ucap I Made Pasek. (jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Elvi Robia