jpnn.com, JAKARTA - Kementerian BUMN membentuk PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), perusahaan sub holding dari Holding Perkebunan Nusantara PTPN III, yang fokus di bidang industri gula, mulai dari hulu hingga hilir.
PT SGN saat ini mengonsolidasikan 36 pabrik gula di seluruh Indonesia.
BACA JUGA: Mana yang Harus Didahulukan, Kurban atau Aqiqah?
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III M. Abdul Ghani mengatakan untuk mencapai swasembada gula kristal putih (GKP) 2025, produksi dalam negeri harus sebesar 3,9 juta ton.
Ghani menjelaskan, PTPN Group melalui PT SGN mendukung penuh upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada gula nasional.
BACA JUGA: Dituding Habiskan Rp 30 Miliar untuk Bungkam Adam Deni, Sahroni: Memang Ente Siape? Mending Buat
Dukungan tersebut tidak semata berlandaskan perhitungan dan kalkulasi usaha dan aspek komersial.
PTPN Group sebagai perusahaan BUMN, memiliki kewajiban moral untuk membangun dan mendukung ketahanan pangan, termasuk ketersediaan pasokan dan stabilitas harga gula konsumsi.
BACA JUGA: Pulangkan Uang Donasi Rp 2 Juta dari Tiara Marleen, Haji Faisal: Sudah Tenang Saya
“Melalui PT SGN, PTPN Group akan melakukan transformasi kelas dunia di komoditas tebu dan gula,” ujar Abdul Ghani.
PTPN Group memberikan tanggung jawab dan target operasional kepada PT SGN agar mampu memproduksi gula konsumsi sebanyak 2,6 juta ton per tahun.
Serta meningkatkan produktivitas perkebunan tebu dari 67 ton per hektare (ha) menjadi 97 ton per ha. Target ini merupakan target jangka menengah, yang harus terealisasi pada 2030.
Dalam memenuhi target tersebut, PT SGN telah menyusun cetak biru model bisnis dan operasional. Di dalam blue print tersebut, PT SGN akan meningkatkan kinerja operasional, baik di sektor hulu, maupun hilir.
Di sektor hulu, PT SGN berupaya melakukan ekstensifikasi (peningkatan produksi melalui penambahan luas lahan tebu) melalui serangkaian kerja sama pemanfaatan lahan, termasuk lahan bengkok milik pemerintah desa di seluruh Indonesia.
PT SGN juga melalukan intensifikasi (peningkatan produktivitas bahan baku tebu) melalui pendampingan dan pembinaan Petani Tebu Rakyat (PTR).
“Saat ini, PTPN Group menguasai 132.524 ha lahan tebu, sedangkan total lahan tebu milik PTR mencapai 228.584 ha,” ujar Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara, Aris Toharisman.
PT SGN akan melakukan serangkaian pendekatan, pembinaan, dan pendampingan kepada PTR.
Perusahaan akan memperbaiki sistem budidaya tebu melalui perbaikan kualitas bibit, pupuk, dan pestisida, pengaplikasian teknologi dan smart farming, akses permodalan dan asuransi pertanian, hingga jaminan pembelian hasil panen (off-taker).
“Melalui serangkaian pendampingan holistik, harapannya produktivitas tebu PTR meningkat,” ujar Aris.
Di sektor hilir, PT SGN memiliki target meningkatkan kualitas rendemen gula, dari 7,3% menjadi 11,2% pada 2030.
Peningkatan rendemen ini akan mengakselerasi produksi gula PT SGN, dari 800.000 ton menjadi 2.600.000 ton per tahun. Langkah peningkatan tersebut membutuhkan investasi, khususnya pengadaan mesin dan teknologi terbaru.
Berbekal arus kas positif, PTPN Group akan melakukan revitalisasi dan peremajaan mesin serta peningkatan fasilitas pabrik gula milik PT SGN.
Selain itu, perseroan akan meningkatkan proses riset dan pengembangan guna menghasilkan varietas bibit tebu unggulan dan teknologi terapan di industri gula.
Kementerian BUMN turut mengupayakan kerja sama antara PT SGN dengan mitra strategis, yang berpengalaman dan menjadi pemain utama industri gula di pasar internasional.(chi/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Yessy Artada