jpnn.com - PARIS - Seorang perawat dituduh membunuh delapan bayinya setelah dilahirkan, mengaku semua bayi malang tersebut adalah hasil hubungan intim dengan ayahnya sendiri.
Dominique Cottrez, 51, tak dapat menyangkal bahwa pembunuhan bayi baru lahir dengan mencekik dan menguburnya secara berantai diklaim sebagai pembunuhan bayi terburuk yang pernah terjadi di Prancis.
BACA JUGA: Alamak... Hiu Serang Dua Pengunjung Pantai Carolina dalam Sehari
Dia mencoba untuk menghindari tuduhan pembunuhan dengan mengklaim semua kejahatan itu berlangsung sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu - jadi 'undang-undang pembatasan' untuk penuntutan telah habis.
BACA JUGA: Duh... Gubernur Hawai Kekeuh Bangun Teleskop Raksasa di Puncak Gunung Suci
Anne Segond (kiri), pimpinan majelis hakim saat berbicara dalam sidang di Pengadilan North Assize Court, Douai. Foto : AFP
Tetapi pengadilan memutuskan dia harus diadili karena dia menyembunyikan mayat. Kasus ini mulai disidangkan di kota utara Douai, hari ini. Namun Cottrez membantah beberapa tuduhan pembunuhan tingkat pertama. Dia menghadapi sisa hidupnya di penjara jika terbukti bersalah.
BACA JUGA: Deportasi Belasan Ribu Warganya, PM Haiti: Republik Dominika Menciptakan Krisis Kemanusiaan
Dia mengatakan kepada penyelidik bahwa kehamilannya itu adalah hasil hubungan terlarang yang panjang dengan ayahnya, Oscar Lempereur sejak dia masih kecil.
Mayat-mayat itu ditemukan empat tahun lalu di sebuah bekas rumah keluarga Cottrez di desa Villiers-sur-Tertre dekat Lille pada 2010. Pemilik baru dari rumah tersebut menemukan tulang manusia di kebunnya saat mereka menggali kolam baru untuk itik.
Mereka memberitahu polisi tentang penemuan sisa-sisa dua anak yang sudah ada sejak keluarga Cottrez pindah pada tahun 1991.
Dominique Cottrez. Foto: AFP
Setelah pelacakan Dominique Cottrez dan suami Pierre-Marie Cottrez ke rumah lain hanya setengah mil jauhnya, mereka menemukan enam mayat dimakamkan di taman.
Jaksa Penuntut Umum Eric Vaillant mengungkap pada awal sidang tahun 2010 di pengadilan bagaimana obesitas Cottrez berhasil menyembunyikan kehamilannya. "Dia berhasil menyembunyikan kehamilannya karena dia memiliki kelebihan berat badan, beratnya mencapai 127 kilogram," ujar Vaillant.
Dia mengatakan kepada penyelidik bahwa ketika dia menyadari dia hamil dia memutuskan tidak ingin punya anak lagi, tapi juga tidak ingin menemui dokter memasang kontrasepsi. "Dia mengaku melahirkan secara rahasia dan kemudian mencekik bayi dan membuang mayat," ungkapnya.
Pierre-Marie Cottrez. Foto: Philippe Huguen / AFP
Suami Pierre-Marie Cottrez membantah mengetahui tentang bayi yang lahir atau dibunuh. Istrinya bersikeras menyembunyikan semua kehamilan dari dia dan jaksa tidak mendakwanya.
Pasangan ini memiliki dua anak perempuan yang masih hidup, Virginie dan Emeline.
Emeline, 27, menggambarkan ibunya sebagai penyayang anaknya. Dia mengatakan setelah kejahatan ditemukan, "Ini tidak bisa dimengerti bahwa ibu kami bisa melakukan ini. Dia adalah orang yang baik, penuh kasih, dan kami senang meninggalkan anak-anak kami dengannya." (ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Kecam Serangan Bom di 3 Negara
Redaktur : Tim Redaksi