jpnn.com - JOMBANG – Kecelakaan maut yang dialami belasan anggota pasukan pengibar bendera (paskibra) Kecamatan Mojowarno, Jombang, Jatim, yang dilibas truk pada Rabu (3/8) menyisakan kepedihan mendalam.
Salah seorang korban, Selvi Olifia, ketua OSIS SMPN 1Mojowarno, terpaksa kehilangan kaki kirinya.
BACA JUGA: Merasa Dijebak, Noni Ngamuk di Ruang Sidang, Lihat tuh
Ya, kecelakaan itu meremukkan kaki ABG 14 tahun tersebut. Mau tidak mau, amputasi harus dilakukan tim dokter Rumah Sakit Kristen Mojowarno (RSKM). Pihak keluarga pun menerima kejadian itu dengan ikhlas.
”Saya tidak mau menyalahkan pihak mana pun. Mau gimana lagi, semua sudah terjadi. Saya anggap ini ujian dari Allah,” kata Khairul Alam dengan didampingi istrinya, Luluk Muizah, saat ditemui di depan ruang perawatan intensif RSKM.
BACA JUGA: Top, Bocah SMP Ini Sudah Berkreativitas dengan Barang Bekas
Yang terpenting sekarang, lanjut Khairul, putrinya mendapat pengobatan terbaik dan bisa segera kembali ke sekolah. ”Mudah-mudahan Selvi kuat melewati ujian ini,” ujarnya.
Hingga kini, dia terpaksa menyembunyikan kenyataan pahit tentang kaki Selvi itu. ”Selvi belum tahu jika kaki kirinya diamputasi,” ucapnya. Beberapa kali Selvi meminta agar perban kakinya dibuka, tapi dia tak kuasa memberitahukan kenyataan tersebut.
BACA JUGA: Salut, Pak Kapolres Masih Mau Atur Lalin dan Seberangkan Warga
Dia khawatir hal itu mempengaruhi kondisi psikis putrinya. ”Kata dokter, saat membuka perban, Selvi akan didampingi psikolog untuk menguatkan mentalnya,” tutur Khairul, dengan mata berkaca-kaca.
Sejak kecil, Selvi tumbuh sebagai anak yang cerdas dan pemberani. Tak heran jika dia memiliki bakat kepemimpinan. ”Sejak SD, dia sering ditunjuk sebagai pemimpin upacara. Bahkan, sekarang dia juga menjadi ketua OSIS di SMPN I Mojowarno,” ungkapnya.
Bukan hanya itu, anak ketiga di antara enam bersaudara tersebut dikenal sangat aktif, khususnya dalam kegiatan esktra kurikuler. ”Di pramuka aktif, OSIS juga,” katanya.
Bahkan, kepada ayahnya, Selvi pernah mengutarakan cita-citanya sebagai polwan (polisi wanita). ”Sejak ada keputusan bahwa polwan boleh berjilbab, dia bercita-cita menjadi polisi,” ujarnya.
Sebenarnya Khairul pernah melarang Selvi ikut kegiatan paskibra. Sebab, dia khawatir kegiatan itu mengganggu konsentrasi belajar anaknya. Apalagi, Selvi sudah duduk di kelas IX.
Awalnya, dia menduga kecelakaan yang menimpa anaknya tersebut tidak fatal. Namun, setelah melihat kondisi kaki Selvi, dia langsung terguncang.
”Saya sempat shock berat, menangis setelah tahu bahwa kaki Selvi harus diamputasi. Pikir saya tidak separah ini, bisa disambung. Ternyata, harus dipotong,” katanya.
Dia menyatakan, dirinya kali pertama mengetahui kejadian itu bukan dari pembina atau pihak sekolah. ”Saya tahunya dari orang jualan es. Sekitar pukul 09.00 saya dapat telepon kalau Selvi kecelakaan,” tuturnya.
Khairul mengaku sedikit lega setelah pihak pemkab berjanji menanggung seluruh biaya rumah sakit. Sebab, berdasar informasi yang diterimanya, biaya perawatan Selvi tidaklah murah. Apalagi, dia ditempatkan di ruangan khusus.
Seluruh perwakilan SMP se-Kabupaten Jombang bergantian menjenguk Selvi kemarin. Tak hanya menyemangati, mereka menyerahkan santunan dan bantuan dari sejumlah pemerhati.
Wakil bupati Hj Mundjidah Wahab, ketua tim penggerak PKK Tjaturina Wihandoko, serta Dandim 0814 Jombang Letkol (ARH) M. Fatkhurrahman juga menyempatkan diri untuk menjenguk korban. (naz/nk/c5/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anjal Dijotos Teman, Tewas Tertabrak Bus Malam
Redaktur : Tim Redaksi