Yakin Akbar Berpeluang Besar Dampingi Jokowi

Senin, 17 Maret 2014 – 21:21 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tandjung dianggap figur calon wakil presiden (cawapres) paling potensial untuk mendampingi capres PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi).

Selain memiliki pengalaman panjang dalam organisasi, Akbar juga dinilai memiliki jam terbang di pemerintahan dan di partai, dibanding tokoh lain yang selama ini disebut termasuk Jusuf Kalla.

BACA JUGA: Terus Blusukan untuk Yakinkan Nahdliyin di Pedesaan

Penilaian tersebut dikemukakan pengamat politik DR Salim Said, menjawab pertanyaan siapa tokoh yang paling cocok untuk  mendampingi Jokowi.

"Jokowi juga memerlukan wapres yang mempunyai pengalaman berpolitik dan pengalaman pemerintahan yang cukup lama. Akbar Tandjung memiliki semua itu" kata Salim, di Jakarta, Senin (17/3).

BACA JUGA: Anggap Perjanjian Batu Tulis Sudah tak Ada Bobotnya

Dijelaskan Salim, Ketua umum PDIP Megawati masih sangat menentukan siapa yang dianggap cocok mendampingi Jokowi. Megawati juga pasti ingin Jokowi sukses dalam memimpin pemerintahan lima tahun ke depan dan karenanya perlu pendamping yang mampu bekerjasama dengan baik.

"Saya memperkirakan Ibu Mega akan memilih tokoh dari partai besar yang kemungkinan adalah Golkar. Sehingga PDIP dan Golkar menjalin koalisi yang kuat. Jika PDIP menang pemilu dan Golkar nomor dua, maka Mega akan memilih wapres untuk Jokowi dari Golkar. Nah, di Golkar tinggal dua tokoh potensial yaitu Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla, sebab, Aburizal Bakrie tidak mungkin jadi cawapres," ujar Salim Said.

BACA JUGA: Bawaslu Siap Tangani Pengaduan Parpol yang Dicoret

Salim menilai, peluang Akbar lebih besar ketimbang Jusuf Kalla dalam persaingan merebut posisi cawapres Jokowi. Akbar pernah menjadi Ketua Umum HMI, pendiri KNPI, menjadi Ketua DPR, dan juga Ketua umum Partai Golkar serta mengubah Golkar menjadi partai dengan paradigma baru.

Sebab, secara psikologi lanjutnya, Akbar dan Megawati lebih dekat dan pernah menjalin kerjsama dalam Koalisi Kebangsaan tahun 2004. Sedangkan Jusuf Kalla dan Akbar meski keduanya dari luar Jawa, pengalaman Akbar dalam politik sangat lama. Jusuf Kalla baru muncul sebagai tokoh politik setelah menjadi wapres saat presidennya Susilo Bambang Yudhoyono. Belum lagi usia Jusuf Kalla yang jauh lebih tua dibandingkan Akbar.

"Jadi, potensi Akbar untuk dipilih Megawati mendampingi Jokowi sangat besar. Dan Megawati tidak ingin terulang tragedi hubungan presiden dan wapres yang tak harmonis antara SBY-JK pada periode 2004-2009, karena JK tidak menempatkan diri sebagai ban serep," kata Salim.

Dengan berbagai pertimbang itu kata Salim Said, kemungkinan besar Megawati akan memilih Akbar Tandjung sebagai cawapres Jokowi.  Karena Megawati ingin Jokowi didampingi tokoh yang berpengalaman agar kinerja Jokowi sebagai presiden mendatang berhasil dan tidak diganggu oleh wapres yang melampaui kewenangannnya.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Pemeriksa DKPP di Daerah Tak Berwenang Memutus Perkara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler