JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat (PD), Melani Leimena Suharli menyatakan, konvensi calon presiden (Capres) yang akan digelar partainya bertujuan melahirkan pemimpin yang visioner dan terpilih sebagai presiden yang mampu memajukan bangsa dan negara sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya. Karenanya, ia menjamin konvensi capres PD bukan hanya akal-akalan.
"Jadi, konvensi ini bukan akal-akalan, karena kita akan cari pemimpin punya visi jauh ke depan. PD sangat serius menggelar konvensi ini secara transparan, melibatkan masyarakat, dan tiga lembaga survei. Konvensi juga menjadi pintu bagi calon pemimpin yang punya kriteria kepemimpinan nasional dan internasional,” kata Melani di Jakarta, Selasa (16/7).
Lebih lanjut Melani menambahkan, konvensi itu benar-benar menjadi ajang bagi figur atau tokoh mumpuni untuk menunjukkan kapasitas dan kredibilitasnya sebagai capres. Bisa jadi, dari konvensi ini akan lahir pemimpin yang benar-benar membawa Indonesia menjadi salah satu dari tujuh negara besar pada 2030 seperti prediksi McKinsey Global Institute dalam laporan “The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential”.
"Jika benar terjadi nanti, maka ini akan jadi lompatan besar, karena Indonesia saat ini berada dalam urutan 16 besar dunia," ujarnya.
Dikatakannya, capres yang akan terpilih dalam konvensi diharapkan meletakkan dasar-dasar bagi Indonesia untuk menuju peringkat tujuh negara besar di dunia. “Bukan tidak mungkin Konvensi Capres Demokrat lahirkan figur yang diinginkan masyarakat, tapi tidak pernah muncul ke permukaan, karena selama ini figur tersebut tidak mendapat saluran atau jalan untuk maju,” imbuhnya.
Meski demikian diakuinya, presiden terpilih hasil Pilpres 2014 mendatang memiliki tantangan berat. Karenanya, capres yang dihasilkan dalam konvensi PD harus mempunyai kepemimpinan yang kuat, fisik yang prima dan mental yang luar biasa.
“Sekarang ini saya kira Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah presiden yang tahan fisik dan mental, karena sistem politik dan demokrasi yang bebas dan terbuka, membuat orang tidak takut mengkritik, bahkan menghujat. Dan SBY tahan menghadapi itu,” ucapnya.
Terkait pelaksanaan konvensi, politisi PD yang juga Wakil Ketua MPR itu menjelaskan, prosesnya berlangsung selama delapan bulan, mulai September 2013 hingga April 2014. Konvensi dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama, September-Desember 2013, semua peserta konvensi menjalani proses sosialisasi minus debat antarkandidat.
Sedangkan tahap kedua dimulai Januari sampai April 2014. "Di dalamnya termasuk kegiatan debat kandidat. Komite Konvensi akan menentukan nama peserta konvensi pada akhir Agustus 2013," tegasnya.(fas/jpnn)
"Jadi, konvensi ini bukan akal-akalan, karena kita akan cari pemimpin punya visi jauh ke depan. PD sangat serius menggelar konvensi ini secara transparan, melibatkan masyarakat, dan tiga lembaga survei. Konvensi juga menjadi pintu bagi calon pemimpin yang punya kriteria kepemimpinan nasional dan internasional,” kata Melani di Jakarta, Selasa (16/7).
Lebih lanjut Melani menambahkan, konvensi itu benar-benar menjadi ajang bagi figur atau tokoh mumpuni untuk menunjukkan kapasitas dan kredibilitasnya sebagai capres. Bisa jadi, dari konvensi ini akan lahir pemimpin yang benar-benar membawa Indonesia menjadi salah satu dari tujuh negara besar pada 2030 seperti prediksi McKinsey Global Institute dalam laporan “The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential”.
"Jika benar terjadi nanti, maka ini akan jadi lompatan besar, karena Indonesia saat ini berada dalam urutan 16 besar dunia," ujarnya.
Dikatakannya, capres yang akan terpilih dalam konvensi diharapkan meletakkan dasar-dasar bagi Indonesia untuk menuju peringkat tujuh negara besar di dunia. “Bukan tidak mungkin Konvensi Capres Demokrat lahirkan figur yang diinginkan masyarakat, tapi tidak pernah muncul ke permukaan, karena selama ini figur tersebut tidak mendapat saluran atau jalan untuk maju,” imbuhnya.
Meski demikian diakuinya, presiden terpilih hasil Pilpres 2014 mendatang memiliki tantangan berat. Karenanya, capres yang dihasilkan dalam konvensi PD harus mempunyai kepemimpinan yang kuat, fisik yang prima dan mental yang luar biasa.
“Sekarang ini saya kira Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah presiden yang tahan fisik dan mental, karena sistem politik dan demokrasi yang bebas dan terbuka, membuat orang tidak takut mengkritik, bahkan menghujat. Dan SBY tahan menghadapi itu,” ucapnya.
Terkait pelaksanaan konvensi, politisi PD yang juga Wakil Ketua MPR itu menjelaskan, prosesnya berlangsung selama delapan bulan, mulai September 2013 hingga April 2014. Konvensi dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama, September-Desember 2013, semua peserta konvensi menjalani proses sosialisasi minus debat antarkandidat.
Sedangkan tahap kedua dimulai Januari sampai April 2014. "Di dalamnya termasuk kegiatan debat kandidat. Komite Konvensi akan menentukan nama peserta konvensi pada akhir Agustus 2013," tegasnya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Irjen Djoko Gemar Koleksi Keris dan Cari Kesaktian
Redaktur : Tim Redaksi