JAKARTA - Direktur Jenderal Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil (Dirjen Admindukcapil) Kemendagri, Irman, kembali menegaskan, Surat Edaran Mendagri tertanggal 11 April 2013 terkait permintaan agar e-KTP jangan difotocopy lebih dari satu kali, ditujukan pada instansi pemerintah dan lembaga pelayanan publik yang ada.
Karena itu pada masyarakat, Irman meminta tidak perlu khawatir e-KTPnya rusak jika sudah pernah difotocopy.
“Tidak ada larangan bagi masyarakat untuk memfotocopy. Masyarakat yang sudah pernah memfotocopy, tidak usah khawatir e-KTP-nya akan rusak. Yang diminta itu agar unit-unit kerja pelayanan masyarakat segera menyediakan card reader, agar pelayanan bisa optimal. Nah setelah mereka menyediakannya, jangan lagi memfotocopy e-KTP. Karena kalau itu dilakukan, tidak ada bedanya e-KTP dengan KTP biasa,” ujar Irman kepada JPNN saat dihubungi lewat selulernya, Senin (13/5) malam.
Irman memastikan e-KTP yang telah difotocopy, tidak akan rusak dalam jangka waktu yang cukup lama, bahkan hingga bertahun-tahun.
Hal tersebut bukan semata-mata untuk membela diri, namun merupakan hasil penelitian yang dilakukan sejumlah peneliti, di antaranya dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
“Jadi pada masyarakat, kita imbau tidak usah khawatir e-KTP-nya akan rusak karena pernah difotocopy. Saya sendiri pernah memfotocopynya. Beberapa teman yang lain juga demikian. Nggak rusak kok. Jadi intinya, Surat Edaran (SE) Mendagri mengimbau untuk menjaga dan memelihara e-KTP, diminta tidak difotocopy lebih dari satu kali. Ini semata-mata guna mencegah adanya kerusakan,” katanya.
Karena itu Irman berharap instansi pemerintah maupun lembaga pelayanan publik lainnya, segera menyediakan card reader. Agar manfaat keberadaan e-KTP benar-benar dapat dirasakan secara maksimal.(gir/jpnn)
Karena itu pada masyarakat, Irman meminta tidak perlu khawatir e-KTPnya rusak jika sudah pernah difotocopy.
“Tidak ada larangan bagi masyarakat untuk memfotocopy. Masyarakat yang sudah pernah memfotocopy, tidak usah khawatir e-KTP-nya akan rusak. Yang diminta itu agar unit-unit kerja pelayanan masyarakat segera menyediakan card reader, agar pelayanan bisa optimal. Nah setelah mereka menyediakannya, jangan lagi memfotocopy e-KTP. Karena kalau itu dilakukan, tidak ada bedanya e-KTP dengan KTP biasa,” ujar Irman kepada JPNN saat dihubungi lewat selulernya, Senin (13/5) malam.
Irman memastikan e-KTP yang telah difotocopy, tidak akan rusak dalam jangka waktu yang cukup lama, bahkan hingga bertahun-tahun.
Hal tersebut bukan semata-mata untuk membela diri, namun merupakan hasil penelitian yang dilakukan sejumlah peneliti, di antaranya dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
“Jadi pada masyarakat, kita imbau tidak usah khawatir e-KTP-nya akan rusak karena pernah difotocopy. Saya sendiri pernah memfotocopynya. Beberapa teman yang lain juga demikian. Nggak rusak kok. Jadi intinya, Surat Edaran (SE) Mendagri mengimbau untuk menjaga dan memelihara e-KTP, diminta tidak difotocopy lebih dari satu kali. Ini semata-mata guna mencegah adanya kerusakan,” katanya.
Karena itu Irman berharap instansi pemerintah maupun lembaga pelayanan publik lainnya, segera menyediakan card reader. Agar manfaat keberadaan e-KTP benar-benar dapat dirasakan secara maksimal.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 20 Tahun jadi TKI, Tak Pernah Diberi Cuti
Redaktur : Tim Redaksi