jpnn.com, JAKARTA - Industri pariwisata dan jasa makanan minuman di Indonesia mulai melempem dan kehilangan pasar imbas dari pandemi COVID-19. Bahkan saat ini untuk beroperasi saja sulit.
Karena itu, perlu strategic thinking dan complex problem solving dalam proses bisnisnya, baik dalam hal mencari peluang, inovatif produk, teknologi yang digunakan, cara mengkomunikasikan dengan target market, yang akhirnya perusahaan tetap berjalan sehat.
BACA JUGA: Heru Diantar OTK ke Rumah dengan Kondisi Tubuh Penuh Luka Tusukan, Motor dan HP Raib Dibawa Kabur
Menanggapi tren industri makanan ke depannya, S1 Food Business Technology Universitas Prasetiya Mulya menciptakan produk pangan baru yang sehat dan menggunakan teknologi terkini, namun tetap sesuai dengan selera masyarakat.
Dalam pencapaian menciptakan produk inovasi baru dalam pangan setiap mahasiswa ditanam rasa empati dan kreativitas.
BACA JUGA: Universitas Prasetiya Mulya Luncurkan Program Doktor Manajemen dan Kewirausahaan
Hal tersebut diajarkan di semester satu dalam mata kuliah Introduction to Food Business Technology, di mana setiap mahasiswa akan menjalani sesi pengembangan kreativitas untuk ideation terkait peningkatan nilai tambah produk pangan, kemudian dalam mata kuliah Market Research and Consumer Behavior mahasiswa akan belajar membuat respon berdasarkan riset pasar.
Pada akhirnya, semua ilmu tersebut akan digunakan untuk mengembangkan produk dalam mata kuliah Food Business Creation serta membuat rencana bisnis berbasis teknologi pangan dalam Food Business Development.
BACA JUGA: Pelaku Penembakan Ini Akhirnya Ditangkap setelah 23 Bulan Buron, nih Tampangnya
Mahasiswa telah bertatap muka dengan dosen tamu dari Nutrifood, Cimory, Sierad Produce, Ajinomoto, dan industri/instansi lainnya.
Kegiatan guest lecture juga menjadi bagian dari factory visit, misalnya ke PT Yakult Indonesia Persada dan PT Krakatau Tirta Industri.
Mahasiswa juga pernah menerima pembekalan mengenai regulasi pangan terkini dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Mereka juga telah membawa pulang sertifikat penyuluhan keamanan pangan dan sertifikat laik sehat dari Dinas Kesehatan yang dapat digunakan untuk pengurusan izin edar Produk Industri Rumah Tangga (P-IRT) dan izin usaha restoran, rumah makan atau katering.
Beralih ke dunia pariwisata, imbas pandemi COVID-19 terhadap sektor ini sangatlah besar. Tiket dan hotel banyak sekali mendapat permintaan refund dikarenakan orang tidak bisa liburan. Destinasi wisata sepi bahkan tanpa pengunjung sehingga menyebabkan perekonomian lokal hampir mati.
Walau kelihatannya dunia pariwisata semakin gelap namun masih ada secercah harapan untuk mengembangkan potensi daerah wisata melalui makanan dan minuman lokal.
Rasa kangen atas makanan dan minuman lokal menjadi kesempatan bagi pelaku industri pariwisata untuk tetap bertahan walau terkena imbas pandemi.
Oleh karena itu Universitas Prasetiya Mulya mempersiapkan S1 Hospitality Business untuk melihat potensi bisnis jasa yang dapat mengakomodir kerinduan para pelancong terhadap kekayaan budaya maupun kearifan lokal sebuah destinasi wisata.
Kurikulum S1 Hospitality Business terdiri dari 60% hospitality and Tourism serta 40% bisnis, jiwa kewirausahaan dan strategic thinking juga diolah, misalnya dalam mata kuliah Consumer Behavior.
Mahasiswa akan didorong untuk memiliki orientasi market yang kuat ketika terjun ke industri servis. Semua ini dilakukan agar lulusan dapat menjadi Hospitality Inovator yang memberikan pembaruan dalam industri hospitality.
Ragam tugas mahasiswa melibatkan kolaborasi, baik dengan industri maupun pemerintah. Bersama RedDoorz, mahasiswa ditugaskan untuk menyusun bentuk servis bagi market disabilitas.
Kemudian, mahasiswa juga pernah berkolaborasi dengan Panorama Group dalam Cafe dan Brasserie expo di JCC.
Dalam mata kuliah Service Design, mahasiswa kerjasama dengan pemerintah kota Jakarta Utara untuk bantu mengembangkan cagar budaya rumah si Pitung.
BACA JUGA: Wanita Oknum ASN Benar-benar Bikin Malu, Rekaman Videonya Viral di Media Sosial
Hasil kerjasama antar mereka di pasar Papringan Ngadiprono untuk mata kuliah Experience Design pun sudah terdengar sampai telinga Kabupaten Temanggung.(jpnn)
Redaktur & Reporter : Budi