Yakinlah, Pemerintah Tak Akan Berani Naikkan Harga Premium

Rabu, 10 Oktober 2018 – 22:26 WIB
Dispenser bahan bakar minyak di SPBU yang menyediakan Pertalite, Pertamax dan Premium. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat ekonomi Anthony Budiawan mengaku tidak heran dengan langkah pemerintah yang batal menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium, dari Rp 6.300 menjadi Rp 7.000.

Pasalnya, kebijakan menaikkan premium sangat tidak populis di tahun politik. Efeknya juga bisa sangat fatal, merontokkan elektabilitas pasangan calon presiden petahana Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

BACA JUGA: Tidak Naikkan Harga BBM, Pertamina Tetap Bisa Raih Laba

"Kan (kenaikan premium) sudah dibatalkan. Karena itu BBM bersubsidi. Berbeda dengan pertamax yanh bukan jenis BBM subsidi," ujar Anthony di sela-sela diskusi yang digelar media center Prabowo-Sandi di Jakarta, Rabu (10/10).

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) ini juga meyakini pemerintah tak akan berani menaikkan premium hingga pemungutan suara, 17 April 2019 mendatang.

BACA JUGA: Terlalu Riskan Menaikkan Harga BBM

Karena premium sampai saat ini masih menjadi BBM yang paling banyak digunakan masyarakat. Bahkan masih menjadi standar untuk menaikkan harga sejumlah kebutuhan pokok, termasuk tarif transportasi.

"Melihat kondisi belakangan ini, seharusnya premium sudah naik. Namun karena tahun politik, saya memprediksi tak akan naik sampai 2019, biar nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mencapai Rp 16 ribu/USD," pungkas Anthony.(gir/jpnn)

BACA JUGA: Terlalu Riskan Menaikkan Harga BBM Subsidi

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga BBM tak Naik, Begini Penjelasannya


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Harga BBM   premium  

Terpopuler