Tidak Naikkan Harga BBM, Pertamina Tetap Bisa Raih Laba

Minggu, 07 Oktober 2018 – 23:29 WIB
Ilustrasi SPBU. Foto: Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina (persero) dinilai memiliki cara mengantisipasi terjadinya potential loss saat harga minyak dunia naik, khususnya pada 2017.

Hal itulah yang membuat Pertamina tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) meskipun harga minyak dunia membumbung.

BACA JUGA: Cekatan di Lokasi Bencana, Pertamina Memang Jempolan

"Yang dijual Pertamina itu tidak hanya premium dan solar. Pertamina juga menjual pertalite dan pertamax. Pertamina juga menciptakan beberapa jenis BBM lainnya. Pertamina mengecek. Artinya, banyak jenis yang dijual sesuai dengan harga pasar," ujar pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi, Minggu (7/10).

Menurut Fahmy, Pertamina bisa memperoleh keuntungan dari penjualan pertalite, pertamax, dan premium.

BACA JUGA: Pertamina Siagakan 5 Terminal Bahan Bakar Minyak dan 2 DPPU

Keuntungan penjualan dari BBM jenis lainnya itulah yang dimanfaatkan untuk menutupi potential loss.

"Itu baru jualan di sektor hilir. Pertamina, kan, juga mempunyai usaha-usaha lain di sektor hulu dengan jumlah yang besar. Pemerintah memberikan juga blok-blok migas terminasi seperti Blok Mahakam atau Blok Rokan untuk dikelola Pertamina," ucap Fahmy.

BACA JUGA: Sudah 90 Persen SPBU Palu - Donggala Beroperasi

Fahmy menilai keuangan Pertamina tidak akan tergerus signifikan. Sebaliknya, Pertamina tetap memperoleh keuntungan dari keseluruhan pendapatan hulu dan hilir.

"Pertamina masih mencatat keuntungan. Namun, memang tidak sebesar kalau menaikkan harga premium. Kenaikan premium memang mengurangi beban Pertamina tapi mengalihkan bebannya ke rakyat," kata Fahmy.

Fahmy menambahkan, walaupun Pertamina tidak menaikkan harga BBM sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pemerintah tetap menjaga keuangan perusahaan pelat merah tersebut dari potential loss melalui pemberian subsidi.

Kebijakan tersebut juga berlaku untuk penerapan BBM satu harga dengan adanya subsidi solar Rp 2500 per liternya sehingga amat membantu cash flow Pertamina.

Fahmy menuturkan, kebijakan Pertamina yang tidak menaikkan harga BBM saat harga minyak dunia sedang melonjak sebenarnya ikut membantu tidak bergejolaknya perekonomian nasional.

"Kalau premium dinaikkan sesuai harga pasar, maka terjadi inflasi. Dampak inflasi semakin mengurangi daya beli masyarakat serta harga kebutuhan pokok naik. Jadi, yang paling menderita itu rakyat miskin. Kalau harga minyak masih di bawah USD 100 dolar, saya rasa jangan dinaikkan," ujar Fahmy.

Fahmy mengungkapkan, Pertamina sebagai perseroan negara bukan sekadar mencari untung, tetapi memiliki peran lebih penting.

Yaitu melaksanakan arahan pemerintah dan mengutamakan kepentingan masyarakat. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Respons Pertamina Sangat Membantu Evakuasi Korban Bencana


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler