jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan penerbangan terakhir maskapai Indonesia dari Tiongkok pada Rabu mendatang (5/2) akan mengangkut seluruh WNI. Menurutnya, layanan dari berbagai maskapan tanah air mencukupi untuk mengangkut seluruh WNI pulang dari Tiongkok.
“Kalau 3.000 orang mestinya dengan seluruh penerbangan yang ada, cukup,” kata Budi dalam konferensi pers di kantornya, Senin (3/2).
BACA JUGA: Masa Inkubasi Corona 2 Pekan, WN Tiongkok Sudah Lama di Indonesia Tak Perlu Dipulangkan
Menteri yang dikenal dengan inisial BKS itu menambahkan, ada penerbangan langsung dan tak langsung ataupun terjadwal dan tak terjadwal yang melayani rute Indonesia - Tiongkok. Namun, yang perlu dipikirkan adalah WNI yang tetap memilih bertahan di Tiongkok.
“Warga kita yang di sana, satu merasa belum harus pulang atau masih confident (percaya diri, red) ya kami serahkan ke mereka. Yang pasti nanti kalau apabila ada WNI yang setelah Rabu mulai 00.00 tetap di sana, suatu waktu mereka akan pulang, kami akan memikirkan caranya,” katanya.
BACA JUGA: Kemenhub Minta Penerbangan Rute ke China Dialihkan ke Asia Selatan
Lebih lanjut Menteri Budi mengatakan, seluruh maskapai Indonesia sudah bersedia untuk mengangkut WNI dari Tiongkok. Di antaranya adalah Garuda Indonesia yang melayani rute menuju kota-kota besar di negeri berpopulasi terbesar di dunia itu.
“Seperti Garuda sudah pasti ke Guangzhou, Shanghai, Beijing. Nanti kota kota yang kecil di Selatan China banyak diterbangi oleh Lion dan Sriwijaya karena memang kita punya hubungan untuk pariwisata ke Manado,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, semula jumlah WNI yang ada di Tiongkok sekitar 10.000 orang. Namun, kini jumlahnya sudah berkurang hingga menjadi sekitar 3.000 orang.
Namun, lanjut Budi, sampai saat ini Pemerintah Indonesia belum memiliki format pengembalian WNI ke Tiongkok apabila situasi telah kondusif. “Dalam skema yang kita akan kembangkan, memang ada jeda waktu agar mereka bisa pulang ke Indonesia melalui negara ketiga,” katanya.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni