jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Yandri Susanto mengapresiasi keberhasilan Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Koperasi dan UKM serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melepas ekspor perdana bahan makanan untuk pemenuhan kebutuhan haji 2023.
"Inilah pertama kalinya kita bisa mengekspor bahan makanan untuk para jemaah haji, dan inilah tonggak sejarah yang sangat penting bagi bangsa Indonesia, yang harus selalu kita ingat," kata Yandri Susanto, Rabu (19/4).
BACA JUGA: Menjaga Akuntabilitas, BPKH dan DPR Menggelar Sosialisasi Pengawasan Keuangan Haji
Menurut Yandri, keberhasilan tersebut memiliki nilai sejarah yang sangat besar, karena untuk pertama kali bangsa Indonesia bisa mengirim bahan makanan bagi jemaah haji di Arab Saudi.
Padahal keinginan mengekspor bahan makanan ke Saudi itu sudah ada sejak Indonesia merdeka.
BACA JUGA: Biaya Haji 2023 Resmi Ditetapkan Jokowi, Terendah Rp 44,36 Juta
Namun berbagai persoalan terus menghalangi sehingga terus tertunda.
"Sudah triliunan rupiah kita keluarkan untuk pembiayaan haji, tetapi tidak ada sepeserpun uang yang bisa mengalir untuk membantu kesejahteraan rakyat Indonesia," kata Yandri Susanto saat pelepasan ekspor perdana bahan makanan untuk pemenuhan kebutuhan haji 2023 di Container Depo Centre (CDC) Banda, Jalan Banda, Tanjung Priok, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (17/5).
Prosesi pelepasan ekspor perdana itu ditandai dengan pengguntingan pita dan penutupan pintu peti kemas untuk segera dikirim ke Saudi Arabia.
Ikut hadir pada acara tersebut Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi, perwakilan kemendag serta jajaran pengurus Kadin.
Pada ekspor perdana dikirim ikan tuna siap saji sebanyak 60 ton, dan 16 ton sambal dan bumbu khas masakan Indonesia yang dikoordinasikan agregator bidang konsumsi PT Sarana Portal Indonesia.
Ekspor perdana itu diperkirakan baru mencukupi 30 persen dari total kebutuhan konsumsi jemaah haji.
Karena itu, Yandri berharap ke depan jumlah makanan yang bisa dikirim akan semakin banyak, meliputi berbagai jenis makanan yang cocok dan disukai jemaah Indonesia.
"Jumlahnya harus bisa lebih besar lagi. Targetnya bukan hanya jemaah Indonesia saja, tetapi juga dari negara-negara lain di dunia," ujarnya.
Kuota haji Indonesia sudah kembali seperti semula, yaitu 221 ribu jemaah calon haji.
Kalau seluruh kebutuhan makanan semua jemaah haji bisa disuplai dari Indonesia, maka keuntungan yang bisa diperoleh sangat besar.
"Selama ini, kebutuhan makanan jemaah haji kita dipenuhi oleh negara-negara lain, seperti Brasil, Thailand hingga Italia. Ke depan kita harus bisa memenuhi sendiri kebutuhan konsumsi jemaah. Bahkan bukan hanya jemaah haji, tapi juga jemaah umroh," pungkasnya. (mrk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi