Yang Perlu Anda Ketahui tentang Suntik Putih dan Dampak Negatifnya

Minggu, 15 Desember 2019 – 06:12 WIB
Kolagen yang disuntikan pada wajah. Foto: tampilcantik

jpnn.com, JAKARTA - Secara umum, wanita Indonesia ingin kulitnya putih cerah dibanding kulit berwarna yang sehat.

Sebut saja Barbie Kumalasari terang-terangan mengaku dan mempromosikan perawatan suntik putih yang dia lakukan seminggu sekali.

BACA JUGA: Warna Kulit Terlihat Lebih Eksotis Jadi Omongan Warganet, Marion Jola Bilang Begini

Hal itulah yang membuat klinik-klinik kecantikan yang menawarkan metode kecantikan suntik putih menjamur dan digandrungi.

"Pasalnya orang Indonesia masih mendambakan kulit putih, mereka enggak ngerti kalau dasarnya kulit Indonesia sama orang Korea misalnya itu kan beda. Tak ada produk yang sudah dapat lisensi BPOM itu bisa bikin kulit langsung putih. Namanya skincare hanya bisa merawat, semakin sering dirawat maka semakin bersih dan sehat," kata Maharani Kemala pendiri produk kecantikan dan klinik estetika MS Glow pada ANTARA beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Kulit Ashanty Bentol, Efek Penyakit Autoimun?

Padahal, suntik putih memiliki sejumlah efek negatif jika tidak dilakukan dengan benar oleh pakar, mulai dari emboli udara sampai infeksi sistemik yang bisa menyebabkan kematian.

"Laporan kasus morbiditas pada penyuntikan vitamin pencerah kulit umumnya memberikan sebab penggunaan alat tidak steril, cara penyuntikan salah, dan obat palsu sebagai sebab masalah kesehatan serius pada pasien seperti emboli udara, alergi berat sindrom steven johnson, sepsis atau infeksi sistemik, dan lain-lain," kata pakar dermatologi, dr Eddy Karta SpKK kepada ANTARA.

BACA JUGA: Kalimat Rossa untuk Vidi Aldiano: Kita Belum Merapikan Rumah Baru

Dr Eddy menyebutkan, kasus kematian akibat suntik putih bahkan mencapai 75 persen.

Klaim suntikan pemutih dari suatu produsen menurut dr Eddy sebetulnya bisa berbeda dari kajian ilmiah dari pasien yang sudah berhasil, atau literatur review bidang dermatologi.

Walaupun banyak zat aktif yang diklaim sebagai suntikan pemutih. Namun sebetulnya hanya sedikit yang valid.

Suntik putih sebenarnya ada yang berisi vitamin C atau cairan asam askorbat berwarna jernih kekuningan. Metode penyuntikan vitamin C ada beberapa cara yakni melalui otot (intramuskular), penyuntikan di bawah kulit (subkutan), serta pembuluh darah (intravena).

"Vitamin C intravena dosis 1000 mg - 4000 mg dapat diberikan dengan teknik pemberian dan jadwal pemberian tergantung pengalaman dokter dan hasil pemeriksaan pasien," kata dr Eddy.

Cara kerja suntik putih, vitamin C berinteraksi dengan gugus cuprum pada enzim tyrosinase sehingga enzim tyrosinase yang berfungsi membentuk melanin jadi kurang aktif.

Sementara vitamic C dosis 600 mg-1200 mili gram dalam penyuntikan diberikan sekali sampai dua kali seminggu tergantung hasil pemeriksaan dokter.

Selain vitamin C, suntik putik juga ada yang mengandung reduced glutathione atau biasa disingkat GSH.

Suntik putih yang berisi kandungan gluathione disebut dr Eddy lebih baik ketersediaan hayati-nya alias bioavailabilitasnya.

Glutathione bekerja dengan cara menghambat enzim tyrosinase dan memecah granul melanin pekat menjadi melanin tidak pekat (eumelanin jadi feomelanin).

"Beberapa tahun ini ada penemuan asam traneksamat yang bisa menghambat plasmin, asam arachidonat, dan alpha melanocyte stimulating hormone. Yang pada akhirnya menekan produksi melanin oleh sel kulit," kata dr Eddy.

Glutathione diberikan sebagai topikal atau krim dan mesotherapy atau suntikan ke permukaan kulit yang mengalami berbercak hitam. Namun belakangan juga diteliti untuk infus atau obat minum.

"Dosis obat minum dua kali 250 mg sehari sementara untuk infus atau suntikan belum ditetapkan yang untuk kulit. Lebih baru lagi thioctic acid atau alpha lipoic acid yang diberikan 500 mg - 1200 mg per hari untuk kasus saraf ternyata memiliki efek pemutih kulit lewat jalur antioksidan pada kulit yang rusak akibat radiasi UV dan secara langsung juga dalam biosintesis melanin. Hal ini perlu penelitian lanjutan," kata dr Eddy.

Meski secara umum dipandang sebagai jalan pintas untuk mencerahkan kulit. Namun suntik putih juga memiliki sejumlah dampak negatif.

Salah satunya jika diberikan dengan dosis yang terlalu tinggi dalam waktu terlalu singkat maka dapat mengakibatkan sesak atau rasa berat bernapas, hipersekresi asam lambung, kerusakan pembuluh darah tempat penyuntikan, serta pingsan.

Efek samping dari suntik putih yang mengandung vitamin C bisa berupa perburukan batu ginjal sedangkan efek dari gluathione bisa berupa alergi dan ruam kulit, perburukan gangguan tiroid, hingga keram otot perut.

Jadi, adakah yang bisa dilakukan jika menginginkan kulit cerah tanpa menjalani prosedur suntik putih?

"Yang paling aman ialah mencegah kulit menjadi lebih hitam dengan selalu menggunakan tabir surya krim di wajah dan tabir surya losion di badan. Jika berjemur di bawah matahari jangan lupa dioles ulang setiap tiga jam," kata dr Eddy menambahkan bahwa mengkonsumsi banyak sayur dan buah yang mengandung vitamin C dan antioksidan lain bisa memberi efek mencerahkan pada kulit.

Jika memang ingin mengubah rona warna kulit, kita bisa berkonsultasi dengan dokter kulit untuk mendapatkan rekomendasi pilihan krim muka yang aman.

"Bisa juga dengan laser whitening, atau juga IPL whitening, sekarang ada juga ruang fototerapi whitening atau disebut juga white tanning. Ruang ini memanfaatkan gelombang yellow light 645 nm akan diserap oleh melanin dan menyebabkan pigmen panas dan menguap," kata dr Eddy.

Untuk krim dan losion, dr Eddy menyarankan pemakaian harus dipakai ulang satu sampai dua kali sehari. Sedangkan untuk fototerapi dilakukan dua sampai tiga kali seminggu sesuai anjuran dokter. Laser lebih kuat sehingga cukup sekali sebulan. (antara/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler