Yang Tak Ikut Tour de Flores Pasti Rugi!

Senin, 23 Mei 2016 – 10:59 WIB
Ilustrasi: indonesiatravel

jpnn.com - FLORES - Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB ISSI) tak ragu melontarkan pujian terhadap penyelenggaraan Tour de Flores (TdF) 2016. Bagi otoritas tertinggi olahraga sepeda di Indonesia itu, Tour de Flores bukan sekadar olahraga adu cepat, tapi menjadi cara efektif untuk mengenalkan wisata. 

Bagi PB ISSI, Tour de Flores bisa membuat nama Nusa Tenggara Timur mendunia. "Saat proposal dimasukkan, saya berfikir Tour de Flores adalah kejuaraan nasional. Namun, kenyataannya adalah kejuaraan internasional dan langsung masuk kalender UCI dengan kategori 2.2. Kejuaraannya sangat bagus, rapi, dan saya yakin ini bisa membuat nama Nusa Tenggara Timur cepat dikenal dunia," kata Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari, Senin (23/5).

BACA JUGA: Warga Antusias Ikut Donor Itu Laki ala Bintang Toedjoe

Di mata putra Wakil Ketua MPR, Oesman Sapta Odang itu, nama Tour de Flores sudah sangat seksi. Memiliki singkatan yang sama dengan Tour de France, bagi dia, bisa menjadi keberuntungan bagi Tour de Flores sebagai sporting tourism event.  Hal yang sangat masuk akal, mengingat Tour de France telah melintasi sejarah panjang dengan reputasi luar biasa. Saat ini, Tour de France bahkan sudah menjadi event balap sepeda terbesar di dunia.  Namanya, identik dengan kejuaraan balap dunia paling prestisius, spektakuler, terbesar, dan ikonik.  

Sejak digelar perdana pada 1903 silam, Tour de France telah mencatat banyak pencapaian dan efek ekonomis luar biasa bagi Eropa dan dunia. “Tour de Flores kalau disingkat kan TdF. Sama dengan Tour de France yang sudah mendunia. Mudah-mudahan dari kesamaan nama ini, Tour de Flores juga bisa menjadi kejuaraan balap sepeda yang ikonik dan memberi dampak ekonomis yang luar bagi Indonesia dan Asia,” harap Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari.

BACA JUGA: Ramalan Bintang Pekan Depan, Asmara...Oh

Nah, syarat untuk menjadi even balap sepeda yang ikonik dan prestisius tadi, menurut Okto, sudah dimiliki Tour de Flores. Sejak digelar 19 Maret 2016, Tour de Flores sudah dirancang seperti balap sepeda modern. Lombanya sudah terorganisasi apik. Jalan yang dilalui sudah mulus tanpa kerikil. Tim-tim Asia bisa dengan aman mengayuh sepedanya  dengan iringan mobil pengawal dan tim pendamping. 

Kawalan tim medis dengan mobil ambulans juga tak pernah henti mengiringi lomba balap sepeda yang berakhir di Labuan Bajo tersebut.  Akomodasi, keamanan, keselamatan, dokumentasi, publikasi, mobilisasi massa, dan kegiatan pre-event, seperti festival budaya, baginya, sudah berstandar internasional. 

BACA JUGA: Bangkitkan Minat Berwisata Lewat Perfect Unperfect Indonesia

“Saya mendapat laporan tim-tim Asia happy dengan penyelenggaraan Tour de Flores. Menurut mereka, balapan di Tour de Flores sangat menyenangkan. Rute yang dilalui sangat eksotis. Karenanya saya sangat berterima kasih kepada Kementerian Pariwisata, Pemprov NTT serta kabupaten/kota yang sudah bersusah payah menyelenggerakan even yang sangat keren ini,” tambah Okto.

Di TdF 2016, rider-rider tim Wisdom Hengxiang (Tiongkok), KINAN CT dan Team Ukyo (Jepang),  LX IIBS CT dan  Geumsam Insam Cello (Korea Selatan), Terengganu (Malaysia), 7-ElevenSava RBP CT (Filipina), Black Inc CT (Laos), Singha Infinite CT (Thailand), St. George Merida (Australia), Oliver's Real Food Racing (Australia), Swiss Wellness Team (Australia), Kenyan Riders Downunder (Kenya), serta Pegasus CT,  Indonesia National Team, Prima Indonesia, SAKB, KFC CT, Custom Cycling Club dan BRCC (Indonesia) memang kerap diajak menjelajah rute-rute berpanorama eksotis.

Di etape I, para rider sudah disapa dengan pemandangan indah yang menghias di sepanjang rute Larantuka - Maumere. Dari sisi wisata, Larantuka bukanlah nama yang asing. Upacara doa saat Jumat Agung dan Paskah dalam Semana Santa di Larantuka selalu menjadi sorotan publik setiap tahunnya. Beda lagi dengan Maumere. Selain mempunyai pantai-pantai dengan pasir putihnya, Maumere menjadi destinasi wisata penyuka tenun dengan desa tenun Sikka-nya.

Setelah itu, ada Maumere - Ende yang dijelajahi pada etape II. Di Ende, peserta dibuat takjub dengan Danau tiga warna yang sudah mendunia. Belum lagi jejak-jejak pengasingan Soekarno di Ende serta pesona kampung-kampung adat, di antaranya Wologai dan Ngela.

Etape ketiga, Sabtu (21/5), peserta finis di area penghasil kopi paling top di Flores, Bajawa. Di sini, para peserta langsung dijamu dengan kenikmatan kopi Bajawa.

Di etape IV, Minggu (22/5) rute Bajawa - Ruteng juga dijelajahi dengan suasana fun. Ada panorama sawah dengan susunan mirip sarang laba-laba berukuran raksasa yang menyapa di etape ini.

Dan di etape V yang dimulai pagi ini, peserta akan menjelajah Ruteng - Labuan Bajo sejauh 121,5 kilometer. Nah, di titik finis inilah akan dihelat gala dinner dan pesta rakyat Flores, atraksi budaya Manggarai Barat, festival kopi, dan atraksi budaya kopi Flores, festival pocak latung, festival songket Manggarai, serta pesta kembang api. 

“Coba cari, dimana lagi event balap sepeda berskala internasional, masuk kalender UCI, berskala 2.2, hadiahnya besar, dan bisa menyajikan banyak kesenangan seperti itu? Finishnya saja di Labuan Bajo, salah satu destinasi prioritas pariwisata Indonesia. Yang tak ikut Tour de Flores pasti rugi,” ungkap Okto. 

Manpar Arief Yahya mengapresiasi pelaksanaan Tour de Flores 2016. "Sukses buat pelaksanaan Tour de Flores. Sukses juga menjadi trending topic dunia di media sosial. Flores menjadi bahan perbincangan dunia, melalui sepeda dari Larantuka ke Labuan Bajo melintasi 8 kabupaten," kata Arief Yahya. 

Flores memiliki banyak destinasi wisata, dan lengkap. Ada wisata bahari, Labuan Bajo, Pulau Komodo, Pulau Rinca dan sebagainya. Ada wisata gunung, geopark, seperti Danau Kelimutu. Ada wisata sejarah dengan Ende, tempat Presiden Soekarno pernah diasingkan di sana. "Inilah yang disebut sport tourism, aktivitas olahraga yang sekaligus promosi destinasi pariwisata," paparnya. 

Tahun depan, lanjut Menpar, tour ini akan dilanjutkan lagi dengan persiapan yang lebih baik. Gubernur NTT Frans Lebu Raya sangat antusias dengan balap sepeda internasional ini. "Tahun depan masih menggunakan jalur yang sama, dua tahun lagi baru melewati jalur utara, tepi pantai," ungkap Gubernur Frans, yang secara meyakinkan mencanangkan provinsi NTT sebagai provinsi pariwisata. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bahaya Kesepian Bagi Kesehatan Anda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler