jpnn.com, JAKARTA - Menteri Hukum dan HAM RI, Yasonna H. Laoly menyerahkan paspor kepada warga negara Indonesia (WNI) yang overstay di Jeddah, Saudi Arabia, pada Rabu (7/12).
Penyerahan tersebut dilakukan pada puncak kegiatan pasporisasi tahap pertama dengan tajuk 'Silaturahmi dan Penyerahan Paspor kepada WNI di Jeddah'.
BACA JUGA: Pesan Menteri Yasonna untuk Demonstran Penolak RKUHP yang Menginap di DPR RI
Program pasporisasi merupakan program pelayanan pemberian paspor bagi WNI yang overstay di Arab Saudi yang bekerja sama Kemenkumham dengan Kemenlu.
Ketua DPR RI Puan Maharani hadir dan secara simbolik menyerahkan paspor kepada para WNI overstay di Arab Saudi.
BACA JUGA: Yasonna: Target Kinerja 2023 Harus Terukur dan Melayani Sebaik-baiknya
“Ini merupakan terobosan dalam pelayanan dan perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri,” ucap Yasonna usai menyerahkan paspor kepada para WNI.
Program pasporisasi tahap pertama dilaksanakan sejak 10 Oktober-10 Desember 2022.
Selain di Jeddah, penerbitan paspor bagi WNI overstay di Arab Saudi juga berlangsung di KBRI Riyadh. KJRI Jeddah pun memberi pelayanan pasporisasi bagi WNI hingga ke wilayah Thaif dan Madinah.
Banyaknya WNI di Arab Saudi yang mengalami overstay, terutama Pekerja Migran Indonesia (PMI) menjadi salah satu alasan program tersebut digagas. Hal tersebut membuat dokumen kewarganegaraan mereka menjadi tidak berlaku.
Kemenkumham membeberkan setiap hari ada 30-an WNI yang terjaring oleh petugas Saudi karena tidak berdokumen.
WNI pun menjadi tidak bisa menikmati fasilitas kesehatan apabila dalam kondisi sakit, dan tidak bisa mengakses perbankan untuk melakukan transaksi keuangan.
“Maka kami bantu permudah pelayanan ini supaya para WNI bisa beraktivitas normal, status dokumen kewarganegaraannya pun jelas," ungkap Yasonna.
Kemenkumham pun merestui program pasporisasi akan dilanjutkan hinga tahun depan.
"Melihat program ini berjalan dengan lancar, dan begitu banyak permintaan bahwa program ini dilanjutkan. Maka dari itu, saya katakan bahwa program pasporisasi akan terus berlanjut hingga tahun depan," imbuh Yasonna.
Para WNI yang mengikuti program tersebut menyambut baik dan mengapresiasi, salah satunya Ahmad Taufik.
Dia menilai program tersebut mempermudah dirinya mengurus paspor.
"Alhamdulillah, terbantu sekali. Saya awalnya tanya-tanya gimana caranya. Ini Alhamdulillah semua terlayani. Kemarin sempat jadwalin, tapi saya nggak bisa hadir. Ajuin lagi alhamdulillah di-acc," ucapnya.
Hal serupa juga dikatakan Kholifah, yang bekerja sebagai PMI. Dia menilai program pasporisasi yang diikutinya sangat bermanfaat. Ia mengaku mendapatkan pelayanan yang baik dan tidak menemukan pungutan liar (pungli) selama proses pembuatan paspor.
"Enggak ada (pungli). Lancar semua. Saya seneng banget ada program ini,” ungkap Kholifah.
Para WNI berharap program tersebut dapat terus berlanjut hingga tahun depan. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul