Yayasan Bening Saguling & BRI Peduli Ajak Masyarakat Kelola Sampah di Tepi Citarum

Jumat, 17 November 2023 – 06:02 WIB
BRI melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (Corporate Social Responsibility/CSR) BRI Peduli terus berusaha mengatasi persoalan sampah. Foto: dok BRI

jpnn.com, JAKARTA - BRI melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (Corporate Social Responsibility/CSR) BRI Peduli terus melakukan berbagai inisiatif dalam mengatasi persoalan sampah melalui program-program yang secara nyata.

Program-program yang dilakukan juga berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti para pegiat sampah untuk mewujudkan upaya mengatasi persoalan sampah di daerah perkotaan atau daerah padat penduduk.

BACA JUGA: Saham BBRI Naik 61,5 Kali Lipat Sejak IPO, Erick Thohir Puji Ekosistem BRI

Salah satunya, BRI berkolaborasi dengan Yayasan Bening Saguling yang membantu mengatasi persoalan sampah di Waduk Saguling di sekitar Sungai Citarum, Bandung, Jawa Barat.

Indra Darmawan adalah sosok yang berperan penting dalam Yayasan Bening Saguling. Berdiri sejak 2014, yayasan ini fokus pada masalah lingkungan, terutama di sekitar Sungai Citarum.

BACA JUGA: Kupedes BRI Bikin Usaha Mikro Makin Berkembang

"Tujuan kami adalah bagaimana membangun kolaborasi ke seluruh pihak untuk melestarikan lingkungan dan juga memberdayakan masyarakat sekitar Sungai Citarum," tutur Indra.

Indra mengajak masyarakat terjun langsung menjadi pengumpul sampah, atau yang disebut Pelestari.

Berbekal sampan-sampan kecil, para Pelestari yang sudah terlatih tersebut mengambil sampah yang tergenang di sekitaran Sungai Citarum. Ketika sudah terkumpul, sampah ini kemudian dipilah dan dijual yang hasilnya menjadi pendapatan masyarakat.

"Fokus kami adalah bagaimana melestarikan sungai dan memberdayakan masyarakat. Karena kami yakin tidak mungkin sebuah kawasan bisa bersih bisa lestari. Tanpa kita mengikutsertakan masyarakat di sekitar lingkungan itu sendiri. Ini harta karun yang hasil keuntungan ini tidak dinikmati hanya kita saja, tetapi untuk warga," katanya.

Yayasn Bening Saguling mengolah sampah tersebut dengan program “kredit plastik” yang setiap bulan bisa menghasilkan uang. Sampah yang dipilah kemudian dapat dijual lagi dan menghasilkan uang. Setiap 60 ton sampah plastik memiliki nilai jual sekitar Rp 300 ribu dan khusus sampah botol bisa bernilai lebih besar.

Tak hanya sampah plastik, terdapat juga potensi pendapatan lain dari Waduk Saguling, yaitu eceng gondok yang dianggap sebagai tanaman parasit. Tumbuhan ini bisa diberdayakan menjadi perabotan hingga atap gazebo yang menjadi penggerak ekonomi warga sekitar.

"Dari pendapatan itu, kita kembalikan ke masyarakat. Contohnya sekolah berbayar sampah dan klinik pengobatan," katanya.

Hal tersebut dirasakan oleh Endang Mulyana, salah seorang warga yang sudah aktif menjadi Pelestari Sungai Citarum selama 7 (tujuh) tahun dimana Ia mengakui sejak kehadiran Bening Saguling, dirinya memiliki penghasilan yang lebih stabil.

“Alhamdulillah sekarang penghasilan sudah lebih stabil ketimbang dulu. Saya punya satu anak, sekarang sudah di bangku SMA kelas dua. Baik uang bangunan, uang transportasi untuk sekolah anak saya dibantu dengan oleh yayasan ini”, ungkapnya.

Indra menambahkan, keberadaan Yayasan Bening Saguling juga memberikan solusi bagi masyarakat sekitar dalam ketahanan pangan. Sampah organik yang diperoleh dari rumah tangga dimanfaatkan menjadi pakan magot yang selanjutnya dijadikan sebagai pakan untuk ayam petelur.

“Sampah dari rumah tangga umumnya itu sampah organik. Ini yang kami manfaatkan untuk pakan magot untuk ayam petelur. Hasilnya kami jual dengan harga yang murah ke warga. Ini yang ke depan akan terus kami kembangkan,” tegas Indra.

Dalam hal ini, BRI Peduli menyalurkan bantuan infrastruktur seperti gudang Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) Bank Sampah Induk, pembangunan workshop (bengkel perbaikan mesin pengolahan sampah) dan bantuan kendaraan pengangkut sampah.

Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi, mengungkapkan kepedulian BRI terhadap masalah sampah dilakukan seiring dengan peningkatan persoalan sampah seiring peningkatan aktivitas masyarakat kota yang tidak diimbangi dengan jumlah tempat pembuangan sampah yang memadai.

Pada pelaksanaannya BRI berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan upaya bersama membantu mengatasi masalah sampah dan lingkungan.

"Yayasan Bening Saguling memiliki track record yang bagus, dan sudah menunjukkan kiprahnya sebagai penggerak lingkungan yang perlu dan terus kita dukung. Semoga kolaborasi ini dapat terus ditingkatkan dan apa yang sudah kita lakukan menjadi kisah inspiratif bagi masyarakat di daerah lain dalam hal ini edukasi dan pengelolahan sampah”, ujar Hendy.(jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler