jpnn.com, JAKARTA - PT Wasteforchange Alam Indonesia (Waste4Change) dan Yayasan Bicara Udara Anak Bangsa (Bicara Udara) menggandeng Penggerak PKK Provinsi DKI Jakarta untuk menyosialisasikan soal pembakaran sampah.
Community Specialist Bicara Udara, Primadita Rahma pun mengungkapkan alasan menggandeng para Ibu PKK.
BACA JUGA: Dirjen PSLB3 KLHK: Pembakaran Sampah Plastik Secara Terbuka Bertentangan dengan UU
Berdasarkan hasil riset, 61,5 persen pelaku pembakaran sampah di wilayah Jabodetabek didominasi oleh perempuan. Adapun 36 persen di antaranya ialah ibu rumah tangga.
Hasil riset tersebut juga menunjukkan 77 persen orang yang terdampak adanya aktivitas pembakaran sampah yakni perempuan.
BACA JUGA: Queensland Akan Hasilkan Listrik dari Pembakaran Sampah
Oleh karena itu, dengan menggandeng para kader PKK, Prima berharap mereka dapat membantu memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu lainnya.
"Memberikan penyuluhan kepada warga di lingkungan terdekatnya agar tidak membakar sampah lagi dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," kata Prima dalam webinar, Senin (27/2).
BACA JUGA: Pemprov DKI Bakal Lengkapi Rusun Dengan Alat Pembakaran Sampah
Aktivitas pembakaran sampah sudah menjadi kebiasaan dan dinilai lumrah di Indonesia.
Terdapat banyak faktor seseorang memilih membakar sampah. Salah satunya tidak ingin mengeluarkan biaya untuk iuran pengangkutan sampah.
Selain itu, ada pula miskonsepsi di masyarakat yang menyatakan asap dari pembakaran sampah dapat mengusir nyamuk di malam hari.
Prima menekankan pernyataan tersebut tidak benar. Asap pembakaran sampah justru sangat berbahaya.
Asap pembakaran dapat berdampak pada kesehatan orang dewasa maupun anak-anak, seperti penyakit pernapasan, jantung, mengganggu sistem reproduksi hingga menyebabkan kematian.
"Kader PKK dapat mengajak warga bersama-sama melakukan pengawasan terhadap pembakaran sampah di sekitar tempat tinggal, sekaligus mengajarkan pengelolaan sampah yang lebih baik," tuturnya.
Di sisi lain, Co Founder Bicara Udara, Novita Natalia berharap kader PKK dapat menjadi garda depan dalam menangani berbagai persoalan di masyarakat.
Para ibu PKK diharapkan dapat motivator, fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak.
"Memberikan pembinaan teknis kepada keluarga dan masyarakat terkait pengolahan sampah yang baik," ujar Novita. (mcr31/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah