Yayasan KEHATI Dorong Pemprov DKI Lestarikan Hutan Lindung Muara Angke

Senin, 13 Mei 2019 – 18:11 WIB
Komunitas anak muda Yayasan KEHATI Biodiversity Warriors melakukan proses pengamatan burung di kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk dalam rangka Hari Burung Migrasi Sedunia. Foto: KEHATI

jpnn.com, JAKARTA - Yayasan KEHATI dan Accenture memiliki cara tersendiri untuk memperingati Hari Migrasi Burung Sedunia.

Kedua belah pihak melakukan pengamatan terhadap burung air di hutan lindung Muara Angke, Jakarta, Sabtu (11/5).

BACA JUGA: Bantu Atasi Sampah, ICM Dapat Apresiasi dari Pemprov DKI

Kegiatan itu diikuti oleh karyawan Accenture dan pemerhati burung dari komunitas biodiversity warriors Yayasan KEHATI.

Itu kali pertama Accenture Indonesia melakukan kegiatan CSR di bidang lingkungan.

BACA JUGA: PWNU DKI Dukung Rencana Anies Baswedan Jual Saham Bir

Sebelumnya, program CSR yang dilakukan banyak menyasar ke bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan.

Bagi KEHATI, kegiatan pengamatan itu merupakan yang kedua di tahun 2019 setelah Asian Waterbird Census pada Januari.

BACA JUGA: Sudah 99 Persen, Pembangunan LRT Kelapa Gading - Velodrome Terkendala?

Pada kesempatan tersebut, KEHATI berhasil mendata 14 jenis burung air. Jumlah ini menurun jika dibandingkan hasil pengamatan di tahun 2016 yang berjumlah 15 jenis.

Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos mengatakan, pihaknya selalu mengajak sebanyak mungkin pihak untuk terlibat pada setiap peringatan hari besar lingkungan hidup.

“Kami ingin agar pentingnya kegiatan pelestarian keanekaragaman hayati dapat dipahami oleh semua pihak, termasuk pihak swasta,” ujar Riki.

Riki menambahkan, jumlah spesies yang semakin menurun dan sulitnya menemukan burung migrasi dari tahun ke tahun membuktikan terjadinya degradasi kualitas ekosistem di hutan lindung Muara Angke.

“Kami berharap permasalahan ini bisa segera diselesaikan dengan baik oleh Pemprov DKI Jakarta, mengingat peranan hutan lindung dalam menjaga keseimbangan ekosistem di sana,” tambah Riki.

Untuk mengurangi penggunaan sampah plastik, KEHATI secara rutin mengampanyekan dan mengadvokasi pemangkukepentingan untuk mengurangi penggunaan plastik.

Salah satu caranya ialah dengan mengganti kemasan plastik dengan besek yang terbuat dari bambu.

Program yang sudah berlangsung selama satu tahun itu diberi nama Back to Besek.

“Selain ramah lingkungan, program ini berhasil mengintegrasikan program restorasi lahan serapan dan pemberdayaan masyarakat di hulu dengan dengan program lingkungan di hilir,” kata Riki. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Mobil Mewah Tunggak Pajak dalam Pengejaran Pemprov DKI Jakarta


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler