jpnn.com, JAKARTA - Putri Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid berbicara santai ketika disinggung fenomena orang-orang yang mengaku sebagai Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat. Yenny menilai fenomena tersebut sebagai pertanda banyak orang yang halusinasi.
“Sekarang, kan, banyak orang yang halusinasi," kata Yenny ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (16/1).
BACA JUGA: Usut Kasus Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat, Ini Pesan untuk Polisi dari Mbak Yenny
Dia mengatakan rakyat Indonesia memiliki dua pilihan ketika berhadapan dengan orang yang mengaku Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat. Pertama, mencueki dan kedua menjadi pengikut.
“Ya, kalau menganggap dirinya raja? Kita punya apa? Kan, kita cuma punya dua pilihan. Ikut menyembah dia sebagai raja atau cuekin dia. Ya, sudah, cuek saja ke orang seperti itu," ungkap Yenny.
BACA JUGA: Raja Keraton Agung Sejagat dan Kanjeng Ratu Ditahan
Setelah menyeruak pengakuan Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat, polisi segera melakukan penangkapan. Polisi menangkap raja dan ratu atas dugaan penipuan.
Yenny Wahid tidak mempermasalahkan langkah kepolisian tersebut. Menurut dia, penipuan merupakan pelanggaran hukum yang tidak bisa dibiarkan.
BACA JUGA: Seorang Milisi Kongo Serahkan Senjata Kepada Satgas TNI
"Kalau penipuan beda lagi. Itu pelanggaran hukum. Itu boleh ditangkap," kata Yenny.
Namun, Yenny tidak setuju jika polisi menangkap Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat hanya karena berpura-pura menjadi raja dan ratu. Dia menilai, tidak terdapat dakwaan yang bisa menjerat seseorang karena berpura-pura menjadi raja dan ratu.
"Kalau dakwaannya adalah karena dia pura-pura menjadi raja, itu tidak bisa jadi landasan untuk menangkap. Namun, kalau didakwa melakukan penipuan boleh," ucap dia.(mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan