YLKI: Medan Terancam Tak Gunakan Merk Bika Ambon

Selasa, 22 September 2015 – 16:54 WIB
Tampak (dari kiri ke kanan): Pakar Hukum Perdata UI Agus Sardjono, Wakil Ketua Pansus RUU Merek Refrizal, Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dan Pengusaha Sepatu Chavelier dan Cannes Egar PuteraBahtera menjadi pembicara pada Diskusi Forum Legislasi bertema RUU Merek di Press Room DPR, Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Selasa (22/9). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengatakan dalam RUU Merk diatur salah satu pemberian nama atas produk berdasarkan pada geografis. Masalahnya, menurut Tulus, kalau RUU ini nantinya disahkan jadi UU, bagaimana dengan merk sejumlah produk lokal yang sudah ternama tetapi tidak sesuai dengan posisi geografis daerah dimana produk tersebut berasal?

“Bika Ambon misalnya. Produk makanan khas tersebut identik dengan Kota Medan. Kalau diberlakukan penamaan produk berbasis geografis, dengan sendirinya Bika Ambon harus menjadi Bika Medan,” kata Tulus Abadi, saat diskusi Forum Legislasi “RUU tentang Merk”, di Press Room DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (22/9).

BACA JUGA: Menghangat, Risma dan Lawannya Mulai Saling Sindir

Konsistensi dengan RUU Merk tersebut, menurut dia, daerah yang paling berhak menggunakan merk Bika Ambon nantinya adalah Kota Ambon.

“Kalau Kota Medan tetap menggunakan merk Bika Ambon, ini akan jadi masalah hukum nantinya,” ujar Tulus.

BACA JUGA: Ketum Parpol Ini Tolak Tunjangan DPR, Ayo Siapa Nyusul?

Demikian juga halnya dengan Pasal di RUU Merk yang melarang pemberian nama produk bersifat generik seperti merek minuman mineral Aqua.

“Aqua itu kan bahasa latin artinya air. Dengan sendiri merk Aqua yang sudah dipatenkan tersebut juga harus diganti,” ujarnya.

BACA JUGA: Ini Jurus Cepat Polri Usut Pidana Pilkada

Karena itu, Tulus mengingatkan DPR agar lebih bersikap hati-hati dalam merumuskan pasal-pasal dam RUU Merk ini sebab implikasi sosial dan ekonominya sangat besar.

“Jangan sampai RUU Merk ini nantinya malah mematikan produk lokal yang selama ini sudah sangat terkenal lalu harus berganti merk sesuai dengan geografis,” katanya.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prasetio Edi Merasa Belum Pantas Pimpin DKI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler