jpnn.com - JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) ikut menyoroti tarif tol Cikampek-Palimanan (Cikapali), yang baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Pasalnya, tol yang diharapkan mampu mengurangi kemacetan saat mudik Lebaran tersebut, tarifnya dinilai terlalu mahal.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi mengatakan tarif Tol Cikapali sebesar Rp 96 ribu dirasa malah membebani masyarakat pengguna tol.
BACA JUGA: Liburan Sekolah, Tarif Tiket Pesawat Malah Turun
"Penetapan tarif tol Cikapali tidak ekonomis, bahkan kontraproduktif. Semula, KemenPU menetapkan tarif dasarnya Rp 750/km, tapi dinaikkan menjadi Rp 824/km sekitar Rp 96 ribu. Alasannya karena miskalkulasi oleh investor," ujar Tulus kepada JPNN.com, Senin (15/6).
Menurut Tulus, penetapan tarif yang miskalkulasi tersebut seharusnya tidak dibebankan pada konsumen. Sebab kata dia, tarif yang mahal justru tidak akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Justru hanya menambah ongkos logistik bagi pengangkut barang.
BACA JUGA: Mobil Anyar Ini Mulai Kebanjiran Inden
"Ini ditandai dengan truk-truk pengangkut barang yang tidak akan lewat tol Cikapali, karena tarifnya tidak ekonomis. Untuk truk tarifnya bisa mencapai Rp 450 ribuan. Tarif tol Cikapali justru menjadi beban ekonomi baru, karena akan menambah logistic fee bagi sektor usaha. Endingnya, akan terjadi kenaikan harga pada sisi ritel," beber Tulus.
Karena itu, dia berharap pemerintah bisa mengkaji kembali tarif Tol Cipali. Supaya masyarakat tidak terbebani kenaikan harga logistik. "Apa gunanya tarif tol diturunkan selama mudik? Tapi kemudian konsumen dicekik dengan tarif tol Cikapali?," ungkap Tulus. (chi/jpnn)
BACA JUGA: OJK Keluarkan Produk Tabungan Khusus Pelajar
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diskon Tarif Tol selama Lebaran Dianggap Kelamaan
Redaktur : Tim Redaksi