jpnn.com - JAKARTA - Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di beberapa rumah sakit dinilai belum maksimal.
Misalnya, pasien yang dipulangkan sebelum sembuh dan potensi terjadinya malpraktik. Menurutnya, hal ini antara lain disebabkan iuran bulanan yang relatif murah
BACA JUGA: Permainan Anggaran di Daerah Lebih Kasar
"Iuran BPJS yang relatif murah berpotensi terjadinya malpraktik," kata Tulus Abadi dalam sebuah diskusi bertema "Mau Sehat Kok Repot" di Jakarta, Sabtu (21/3).
Menurutnya, potensi terjadinya malpraktik lebih besar karena iuran murah BPJS . Sebab, kerja dokter diduga menjadi tidak profesional. "Banyak step yang dilewatkan dan dihemat," ungkapnya.
BACA JUGA: Soal BPJS, YLKI Minta Masyarakat tak Dipingpong
Dia mencontohkan, biaya operasi yang membutuhkan biaya Rp 16 juta hanya disediakan dana Rp 4,5 juta.
Oleh karena itu, untuk menghemat biaya, ada beberapa langkah dalam tindakan operasi yang dikurangi. "Nah, itu yang berpotensi terjadinya kecelakaan medis," kata dia, seperti dilansir Jawapos.com (induk JPNN).
BACA JUGA: Servis Kurang, Kok BPJS Ajukan Kenaikan PBI
Menurutnya, biaya iuran BPJS perlu dinaikkan. Namun, kenaikan tersebut jangan dibebankan kepada masyarakat. "Misalnya, dari cukai rokok yang dialihkan untuk kesehatan," jelasnya. (Putri/fal/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas...Antrean Peserta BPJS Rentan Sogok Menyogok
Redaktur : Tim Redaksi