Yogyakarta Borong Emas Sains Dasar OPSI 2012

Kamis, 11 Oktober 2012 – 14:14 WIB
JAKARTA - Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengumumkan pemenang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2012, Kamis (11/10). Hasilnya, siswa asal Yogyakarta meraih dua dari tiga medali emas sains yang diperebutkan.

Medali emas bidang biologi diraih oleh siswa SMA 1 Yogyakarta, Amelia Nugrahaningrum dan Krisnanto Wibowo dengan judul penelitian 'Pemetaan Kualitas Air Sungai Bedog dengan Parameter Keanekaragaman Makroinvertebrata Tinjauan Terhadap Kesesuaian Pemanfaatan dan Pengolahan Daerah Aliran Sungai Bedog DIY'.

Sedangkan emas untuk Fisika diraih dari SMAN 2 Bantul DIY, Dini Pramesti, Alina Listyani Prayogo dan Andang Kurniawan dengan judul I-Talas (Integrated Talang System) Solusi Kekurangan Air Daerah Karst Pegunungan Seribu (Desain Ditinjau Dengan Resultan Torsi dan Resultan Gaya'.

Medali emas bidang Kimia dimenangkan Phebe Anggita Gultom, Almira Rahmaida dan Prillye Deasy Octaviantie Gultom dari SMAN Unggulan MH Thamrin DKI Jakarta dengan judul peneliti penelitian Degradasi limbah dengan fotokatalis TiO2.

Dirjen Pendidikan Menengah Hamid Muhammad mengatakan bagi siswa yang belum meraih medali agar tidak berkecil hati karena masih ada kesempatan untuk berprestasi tahun depan, terutama yang masih duduk di kelas 10 dan 11.

"Kami dorong adik-adik melanjutkan penelitian dengan sebaik-baiknya," kata Hamid Muhammad saat menutup OPSI 2012.

Hamid juga menyampaikan bahwa pelaksanaan OPSI mendatang akan ditingkan dari dua sisi. Pertama jumlah peserta yang menyampaikan proposal/karya. Tercatat, tahun 2012 ini ada 870-an peserta. Tahun depan jumlahnya diharapka bisa meningkat.

"Yang penting peningkatan kualitas penelitian. Karena itu kepala sekolah dan guru harus melakukan pembinaan terhadap peserta didik," kata Hamid.

Kedua, melakukan dukungan terhadap kegiatan penelitian. Dananya bisa diambil dari anggaran BOS. "Mulai tahun depan kita akan menjalankan PMU. Akan mengalokasikan bantuan operasional scara lebih signifikan mulai Juli-September untuk sekolah-sekolah yang potensial melakukan pembinaan penelitian," jelasnya.

Hamid juga menekankan pentingnya sosialisasi di jajaran pendidikan menengah, karena OPSI akan terus dilakukan. Namun masih disayangkan dari 12 ribu SMA Nasional, masih sangat sedikit sekolah yang mengikuti OPSI.

Selain itu siswa yang sedang meneliti, dan penelitiannya signifikan juga diberikan beasiswa. Kemudian bagaimana siswa yang potensial bisa difasilitasi masuk PTN, seperti siswa juara OSN.

Agar OPSI tidak hanya terhenti di tingkat nasional. Kemendikbud juga akan menyeleksi di antara peserta OPSI yang bisa diikutkan dalam olimpiade serupa di tingkat internasional. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Belum Kelar, Tembok Sekolah Ambruk

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler