MEDAN-Sudah sepekan skuad PSMS Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) tak menggelar latihan karena aksi mogok pemainnya.
Kondisi finansial yang buruk semakin menyurutkan semangat skuad.Buruknya kondisi kini semakin kompleks dengan mundurnya manajer tim, Yohanna Pardede.
Terhitung sejak Sabtu (9/3), Yohanna resmi meletakkan jabatannya. Alasan finansial itu pula yang menjadi faktor dibalik mundurnya politisi asal partai Gerindra Medan itu.Yohanna mengatakan keputusan mundurnya itu bukan secara tiba-tiba. Jauh sebelumnya ia sudah menunjukkan ancang-ancang untuk meninggalkan jajaran manajemen.
"Sebenarnya sebulan lalu sudah sampaikan (mau mundur), namun karena kesibukan Pilgubsu ini barulah bisa sekarang saya menyampaikan secara tertulis," ungkap Yohanna.
Ia kadung kecewa dengan kondisi yang ada. Salah satunya soal kontribusi yang minim dari majemuknya jumlah pengurus PSMS LPIS. Dari 109 pengurus hanya sedikit yang mau memberikan kontribusi baik moril maupun materil. Akibatnya para pemain seakan terlantar tanpa ketidakjelasan kontrak.
"Pemain sampai sekarang belum juga dikontrak. Otomatis saya cukup dilema dengan kondisi yang dialami pemain. Hubungan saya dengan pemain tidak ada masalah," tambah wanita yang juga menjabat Ketua Pengcab PSSI Medan ini.
Menurutnya tugas mencari pendanaan bukan menjadi kapasitasnya sebagai manajer. Itulah yang sejak awal ditekankan Ketua Umum Benny Sihotang saat mengajaknya bergabung.
"Sejak penunjukan dia bilang mencari sponsor bukan tugas manajer. Ada CEO. Masa saya sebagai manajer yang menjadi pendana tunggal. Kemana pengurus yang 109 orang dan punya tanggung jawab masing-masing untuk tim ini?," tegas Yohana.
Namun Yohanna mengaku tetap menjalankan peran di luar fungsi yang dimaksudkan itu. Tak lain ikut mencari sumber pendanaan PSMS yang kini morat marit sejak tak lagi mendapat kucuran dana APBD.
"Semua usaha baik proposal dan urusan lainnya untuk menghadirkan sponsor sudah saya siapkan, namun tidak ada respon yang positif sehingga perjuangan itu seperti percuma. Saya cinta PSMS apalagi saya adalah warga Medan dan seharusnya membantu PSMS, namun kalau niat baik saya tidak direspon dan malah dianggap yang tidak-tidak, untuk apa," bilangnya lagi.
Yohana berharap PSMS mendapatkan pengganti yang lebih baik lagi dari dirinya untuk mengurusi tim. "Saya ikhlas mundur dari PSMS walaupun berat untuk meninggalkan tim ini. Namun semua manusia tidak ada yang sempurna pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi dengan mundurnya saya sebagai manajaer mungkin pengurus akan lebih solid melanjutkan tim ke arah yang lebih baik," katanya.
Saat dikonfirmasi kepada Ketua Umum Benny Sihotang, ia mengaku belum mendapatkan kabar tersebut. "Saya belum tahu dan mendapat kabar soal itu. Tapi nantilah ya cek dulu," katanya singkat.
Kabarnya para pemain yang kembali diminta latihan mulai Senin (11/3) ini. Mereka juga dijanjikan untuk menggelar rapat dengan Ketua Umum Benny Sihotang. (don)
Kondisi finansial yang buruk semakin menyurutkan semangat skuad.Buruknya kondisi kini semakin kompleks dengan mundurnya manajer tim, Yohanna Pardede.
Terhitung sejak Sabtu (9/3), Yohanna resmi meletakkan jabatannya. Alasan finansial itu pula yang menjadi faktor dibalik mundurnya politisi asal partai Gerindra Medan itu.Yohanna mengatakan keputusan mundurnya itu bukan secara tiba-tiba. Jauh sebelumnya ia sudah menunjukkan ancang-ancang untuk meninggalkan jajaran manajemen.
"Sebenarnya sebulan lalu sudah sampaikan (mau mundur), namun karena kesibukan Pilgubsu ini barulah bisa sekarang saya menyampaikan secara tertulis," ungkap Yohanna.
Ia kadung kecewa dengan kondisi yang ada. Salah satunya soal kontribusi yang minim dari majemuknya jumlah pengurus PSMS LPIS. Dari 109 pengurus hanya sedikit yang mau memberikan kontribusi baik moril maupun materil. Akibatnya para pemain seakan terlantar tanpa ketidakjelasan kontrak.
"Pemain sampai sekarang belum juga dikontrak. Otomatis saya cukup dilema dengan kondisi yang dialami pemain. Hubungan saya dengan pemain tidak ada masalah," tambah wanita yang juga menjabat Ketua Pengcab PSSI Medan ini.
Menurutnya tugas mencari pendanaan bukan menjadi kapasitasnya sebagai manajer. Itulah yang sejak awal ditekankan Ketua Umum Benny Sihotang saat mengajaknya bergabung.
"Sejak penunjukan dia bilang mencari sponsor bukan tugas manajer. Ada CEO. Masa saya sebagai manajer yang menjadi pendana tunggal. Kemana pengurus yang 109 orang dan punya tanggung jawab masing-masing untuk tim ini?," tegas Yohana.
Namun Yohanna mengaku tetap menjalankan peran di luar fungsi yang dimaksudkan itu. Tak lain ikut mencari sumber pendanaan PSMS yang kini morat marit sejak tak lagi mendapat kucuran dana APBD.
"Semua usaha baik proposal dan urusan lainnya untuk menghadirkan sponsor sudah saya siapkan, namun tidak ada respon yang positif sehingga perjuangan itu seperti percuma. Saya cinta PSMS apalagi saya adalah warga Medan dan seharusnya membantu PSMS, namun kalau niat baik saya tidak direspon dan malah dianggap yang tidak-tidak, untuk apa," bilangnya lagi.
Yohana berharap PSMS mendapatkan pengganti yang lebih baik lagi dari dirinya untuk mengurusi tim. "Saya ikhlas mundur dari PSMS walaupun berat untuk meninggalkan tim ini. Namun semua manusia tidak ada yang sempurna pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi dengan mundurnya saya sebagai manajaer mungkin pengurus akan lebih solid melanjutkan tim ke arah yang lebih baik," katanya.
Saat dikonfirmasi kepada Ketua Umum Benny Sihotang, ia mengaku belum mendapatkan kabar tersebut. "Saya belum tahu dan mendapat kabar soal itu. Tapi nantilah ya cek dulu," katanya singkat.
Kabarnya para pemain yang kembali diminta latihan mulai Senin (11/3) ini. Mereka juga dijanjikan untuk menggelar rapat dengan Ketua Umum Benny Sihotang. (don)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Barcelona Bangkit, Bekuk Deportivo 2-0
Redaktur : Tim Redaksi