YouTube dan AMI Awards 2023 Dukung Musisi Berkiprah di Kancah Internasional

Selasa, 07 November 2023 – 07:17 WIB
Panel diskusi YouTube x AMI Awards serta pengenalan AMI Peduli di Plaza Senayan, Jakarta Selatan pada Senin (6/11). Foto: Dedi Yondra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2023 digelar untuk memberikan penghargaan kepada insan kreatif musik.

Tahun ini, AMI Awards menyiapkan penghargaan kepada para musisi tradisional yang selama ini telah berjasa membangun, melestarikan dan memajukan musik tradisional Indonesia.

BACA JUGA: AMI Peduli Beri Jaminan Perlindungan Diri untuk Musisi

Sejalan dengan hal tersebut, YouTube sebagai platform video online dengan ratusan juta pengguna dan kreator di Indonesia, berkomitmen untuk berkontribusi terhadap pembangunan manusia dan ekonomi kreatif di Indonesia.

Menurut data laporan YouTube Impact Report pada 2023, lebih dari 400 ribu kreator dan mitra di Indonesia mempekerjakan orang lain untuk mengelola channel YouTube.

BACA JUGA: Lebih Menghibur, Malam Puncak AMI Awards 2023 Segera Digelar

Laporan tersebut juga menyatakan bahwa, 83 persen perusahaan musik yang memiliki channel YouTube setuju bahwa YouTube penting untuk memperkenalkan artis dan/atau musik baru, dan 82 persen perusahaan musik dengan saluran YouTube setuju bahwa YouTube membantu menjangkau audiens baru di seluruh dunia.

Selanjutnya, 77 persen perusahaan musik dengan saluran YouTube setuju bahwa YouTube telah meningkatkan bakat kreatif di industri musik, dan 86 persen kreator yang menghasilkan uang dari YouTube setuju bahwa pendapatan dari iklan pada konten YouTube merupakan sumber penghasilan yang penting.

BACA JUGA: AMI Awards 2023, Wujud Penguatan Ekosistem Musik Nasional

Candra Darusman, Ketua Umum Yayasan AMI menilai sejak YouTube hadir di Indonesia, platform multi-format dan multi-category ini membawa dampak besar bagi kemajuan industri musik di Indonesia.

Tidak hanya membantu menemukan talenta baru dari seluruh pelosok negara, tetapi YouTube juga membuka kesempatan seluas-luasnya bagi musisi tanah air untuk terhubung dengan audiens di seluruh dunia.

YouTube memungkinkan para musisi tanah air untuk memperoleh penghasilan dari melakukan hal yang mereka gemari.

"Kami berharap dukungan, sinergi dan kolaborasi yang baik antara YouTube dan industri musik akan terus terbina, dan bersama kita manfaatkan teknologi yang terus mendukung artis, penulis lagu, produser, dan industri secara keseluruhan sambil memberikan nilai bagi penggemar," kata Candra Darusman, Ketua Umum Yayasan AMI di Plaza Senayan, Jakarta, Senin (6/11).

"Lalu menciptakan inovasi dan membuka kreativitas tanpa batas yang tidak melupakan juga terus menghormati perlindungan hak-hak musisi tanah air," lanjutnya. 

Paul Smith, Managing Director, YouTube Music, Asia Pasifik, menilai musik merupakan jantungnya kebudayaan Indonesia.

Menurutnya, banyak musisi terus lahir dan sukses menunjukkan karya di YouTube.

Contohnya, dari kreator asal Lombok, Tami Aulia, hingga Afgan yang telah menembus panggung internasional.

Kreator dan musisi Indonesia terus mendefinisikan ulang apa artinya menjadi seniman dan entertainer masa kini.

"Kami bangga akan antusiasme yang luar biasa dari para penikmat musik di Indonesia, yang terus membuktikan bahwa YouTube adalah sebuah platform multiformat terbuka yang menjadi penghubung dan sarana kolaborasi, membawa dampak ekonomi signifikan secara langsung maupun tidak langsung yang nyata, juga memungkinkan talenta lokal untuk dibina, ditemukan, dan ditampilkan di platform global," jelas Paul Smith.

Tami Aulia, penyanyi sekaligus kreator konten asal Lombok, menilai semua harus bisa memanfaatkan teknologi seperti platform YouTube untuk dapat mengembangkan diri di industri musik.

Tidak hanya sebagai tempat untuk mencari audience, tetapi juga sebagai wadah untuk mencari informasi,
mencari inspirasi atau belajar dari musisi yang terdahulu.

"Baik dari musisi lokal maupun internasional, supaya kita bisa berkembang lebih baik lagi,” tutup Tami Aulia yang memiliki channel dengan lebih dari 3,96 juta subscriber dan ditonton total lebih dari 900 juta
kali. (ded/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler