jpnn.com, SURABAYA - Kegiatan bercocok tanam hidroponik menjadi pilihan mengisi waktu luang selama menghadapi pandemi covid-19 di rumah saja.
Dosen Kimia Analitik Ganden Supriyanto membagikan tips cara bercocok tanam hidroponik di rumah.
BACA JUGA: Kemendes PDTT Gelar Pelatihan Hidroponik Bagi Penyandang Disabilitas
Dia pun menyulap lahan atap rumahnya berukuran 3x3 meter menjadi kebun melon hidroponik dengan teknik dutch bucket.
“Bisa dikatakan ini adalah kreativitas yang muncul karena terpaksa. Karena pandemi covid-19 ini akhirnya saya cukup punya sedikit waktu untuk melakukan hal-hal positif seperti ini,” ungkap Ganden.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Fahri Hamzah Sentil Pemerintah, Suntik Covid Ajalah, Gerhana Matahari
Menurut Ganden, teknik bertanam ducth bucket cukup mudah. Setidaknya diperlukan wadah bekas es krim volume delapan liter sebagai bucket atau net pot dan hidroton sebagai media tanam.
Kemudian adjustable drip untuk mengatur aliran nutrisi, serta wadah yang lebih besar sebagai container nutrisi. Selain itu, juga diperlukan konstruksi untuk menopang batang melon.
BACA JUGA: Mau Bibit Pohon Gratis dari KLHK? Cukup Tunjuk KTP
Selanjutnya, wadah bekas es krim dilubangi pada bagian tutupnya dengan diameter 10 cm. Tujuannya untuk meletakkan net pot berdiameter 12 cm.
Kemudian net pot diberi hidroton dan dialiri cairan nutrisi dari container menggunakan pompa celup. Cairan nutrisi bisa diberikan melalui media paralon 1/2 inchi yang dihubungkan ke pipa HDPE 7mm yang telah dipasang ajustable drip.
“Saya pakai hidroton karena materialnya ringan berpori dan dibuat dari tanah lempung yang dibakar, sehingga mampu menyerap air maupun nutrisi setiap saat selama 24 jam,” kata penggemar hidroponik itu.
Pada sistem dutch bucket, kata Ganden, sisa nutrisi akan tertampung di bagian bawah bucket sehingga bisa menyuplai nutrisi akar melon yang memanjang.
Bagian samping bucket juga dilubangi untuk mengalirkan sisa nutrisi ke dalam container.
Ganden mengungkapkan, banyak kelebihan bertanam secara hidroponik. Selain tidak memerlukan lahan yang luas, biaya pembangunan konstruksi terbilang cukup murah.
“Biaya bahan konstruksi hidroponik untuk 30 batang melon kira kira Rp1,2 juta. Itu terbuat dari baja ringan yang tahan karat,” ujarnya.
Menurut dia, jika ditekuni, bertanam secara hidroponik dapat menjadi lahan bisnis yang menjanjikan. Dalam waktu dua tanam siklus saja, modal sudah kembali.
"Tapi kalau saya tidak mengejar hasil materialnya, saya mengejar hasil kebahagiaannya. Meningkatkan antibodi kan salah satunya harus selalu bahagia," pungkasnya. (ngopibareng/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Natalia